Berjasa Bagi Islam dan Palestina, Ulama Pakistan Beri Penghargaan ke Raja Salman

Ulama Pakistan memberikan penghargaan kepada Raja Salman dari Arab Saudi, karena dinilai berjasa bagi Islam dan Palestina.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2018, 22:34 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2018, 22:34 WIB
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud. (Saudi Press Agency, via AP)

Liputan6.com, Riyadh - Sekelompok cendekiawan dan ulama di Pakistan memberikan penghargaan 'Kepribadian Islami' kepada Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi.

Penghargaan itu diberikan sebagai bentuk penghormatan atas jasa sang raja bagi Islam, umat Muslim dunia, dan Palestina.

"Penghargaan ini diberikan untuk memberi penghormatan atas peran Raja Salman dalam mempersatukan umat Muslim dan atas upayanya menunjukkan dukungan terhadap Palestina," demikian pernyataan para cendekiawan, dikutip dari Al Araby, Kamis 26 April 2018.

Penghargaan ini mengacu pada pernyataan Raja Salman pada pertemuan tahunan Negara Liga Arab ke-29 di Riyadh bulan lalu. Saat itu, Raja Salman mendorong sikap yang keras untuk melawan musuh bebuyutannya, Iran.

Dia juga mengkritik keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang ingin memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Raja Salman juga memberi dana sumbangan sebesar USD 150 juta atau Rp 2 triliun kepada Yerusalem untuk mendukung administrasi Palestina.

Penghargaan ini diberi saat Arab Saudi tengah terlibat dalam perang mematikan di negara tetangga, Yaman. Perang ini sudah berlangsung selama tiga tahun belakangan.

Saudi membentuk koalisi perang untuk melawan pemberontak Houthi yang diduga didukung Iran. Kelompok tersebut mengambil alih sebagian besar wilayah utara Yaman, termasuk ibu kota Sana'a, pada September 2014 lalu.

Koalisi Saudi kemudian meluncurkan kampanye militer untuk mendorong kembali para pemberontak itu dan mengembalikan Yaman menjadi pemerintahan yang diakui secara internasional.

Meski demikian, langkah Arab Saudi terhadap Yaman mengundang kritik dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan masyarakat internasional. Pasalnya, perang bersaudara itu telah merenggut banyak nyawa warga sipil.

Reporter : Ira Astiana

Sumber  : Merdeka.com

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya