Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Mahathir Mohamad (92) pada hari Kamis, 17 Mei mengumumkan bahwa dirinya juga akan menjabat sebagai menteri pendidikan Malaysia. Selain itu, Wakil Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail rangkap jabatan sebagai menteri urusan dan kesejahteraan perempuan.
Mahathir Mohamad berharap dapat mengumumkan lebih banyak menteri di kabinetnya pada Jumat esok atau akhir pekan.
"Kami akan mencoba mendapatkan 13 menteri untuk disumpah pada hari Senin jika pihak istana menyetujuinya," kata Mahathir dalam konferensi pers, seperti dilansir Channel News Asia pada Kamis, (17/5/2018).
Advertisement
Mahathir Mohamad sebelumnya pernah menjadi menteri pendidikan, tepatnya pada tahun 1974, sebelum ia menjadi wakil perdana menteri pada tahun 1976. Ketika ditanya mengapa ia menginginkan portofolio pendidikan, Mahathir bercanda, "Karena banyak orang di Malaysia tampaknya tidak berpendidikan."
Baca Juga
Pekan lalu, Mahathir Mohamad telah menunjuk Lim Guan Eng sebagai Menteri Keuangan, Muhyiddin Yassin sebagai Menteri Dalam Negeri, dan Mohammad Sabu sebagai Menteri Pertahanan.
Lim Guan adalah etnis China pertama yang menduduki posisi menteri keuangan di Malaysia dalam lebih dari empat dekade dan Anwar Ibrahim, pemimpin Parti Keadilan Rakyat, mengatakan kepada Channel NewsAsia pada hari Rabu bahwa ada kekhawatiran awal atas penunjukan itu.
Anwar menjelaskan bahwa ada kebutuhan untuk berdiskusi tentang isu tersebut untuk memahami konsekuensi dan dampak di antara orang-orang Melayu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Peran Anwar Ibrahim
Adapun terkait dengan peran Anwar Ibrahim menyusul pembebasannya dari penjara, Mahathir Mohamad mengatakan bahwa tokoh reformasi berusia 70 tahun tersebut akan bergabung dengan dewan presiden koalisi Pakatan Harapan.
"Dewan kepresidenan akan memiliki badan yang lebih kecil, enam orang. Kami ingin memasukkan Datuk Seri Anwar," kata Mahathir.
"Jadi enam orang ini akan lebih sering bertemu dan ketika ada masalah, mereka adalah pihak yang akan bertemu dan mengambil tindakan segera."
Dalam kesempatan yang sama, Mahathir mengumumkan bahwa bahwa Komisi Anti Korupsi Malaysia akan dipimpin oleh Mohd Shukri Abdull.
Ketika ditanya tentang penggeledahan polisi di properti terkait dengan mantan perdana menteri Najib Razak, Mahathir mengatakan: "Saya kira polisi memiliki cukup alasan untuk menggeledah (rumah Najib), saya juga belum menerima informasi apa pun."
Advertisement