Kapal Perang AS Patroli di Laut China Selatan, Tiongkok Berang

Berlayarnya dua kapal AS tersebut merupakan bentuk perlawanan terhadap upaya Beijing untuk membatasi kebebasan navigasi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 28 Mei 2018, 09:36 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2018, 09:36 WIB
Kapal pengangkut rudal perusak Higgins tengah berlayar di lautan (Wikimedia Commons/Frederick McCahan)
Kapal pengangkut rudal perusak Higgins tengah berlayar di lautan (Wikimedia Commons/Frederick McCahan)

Liputan6.com, Beijing - Dua buah kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dilaporkan berlayar di Laut China Selatan, di dekat pulau-pulau yang diklaim oleh Tiongkok.

Oleh Washington, berlayarnya dua kapal tersebut merupakan bentuk perlawanan terhadap apa yang mereka anggap sebagai upaya Beijing membatasi kebebasan navigasi di perairan strategis.

Meski operasi pelayaran itu telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh AS dan aktivitas serupa merupakan rutinitas, eksekusinya terjadi di waktu yang sangat sensitif, yakni beberapa hari setelah Negeri Paman Sam tidak mengundang China dalam latihan militer bersama yang digelarnya.

Menurut laporan Reuters yang dikutip dari ABC Online, Senin (28/5/2018), para pejabat AS yang tidak ingin disebut namanya, mengatakan bahwa rudal perusak Higgins dan kapal penjelajah Antietam, telah melintas sejauh 12 mil laut (sekitar 22,3 kilometer) dari Kepulauan Paracel, yang menjadi sumber konflik antara China dan beberapa negara di sekitar Laut China Selatan.

Kapal militer AS yang berlayar pada Minggu, 27 Mei 2018, juga dilaporkan melakukan operasi manuver di dekat pulau Tree, Lincoln, Triton dan Woody yang berada di dalam area Kepulauan Paracel.

Menurut sebuah keputusan pengadilan internasional pada 2016, sebagian besar klaim Beijing di Laut Cina Selatan adalah ilegal. Akan tetapi, keputusan itu tidak secara signifikan memengaruhi status quo di lapangan.

Oleh banyak pihak, militer AS telah lama dikenal melakukan operasi di seluruh dunia, termasuk di wilayah yang diklaim oleh sekutu.

Namun, foto-foto satelit yang diambil pada 12 Mei, menunjukkan bahwa China diketahui lebih dulu menempatkan rudal lambung dan rudal jelajah anti-kapal di Pulau Woody.

Awal bulan ini, Angkatan Udara China juga diketahui mendaratkan pesawat pengebom di pulau-pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan, sebagai bagian dari latihan mereka di wilayah tersebut, yang memicu kekhawatiran dari Vietnam dan Filipina.

 

Simak video pilihan berikut: 

China Kecam AS

Kota Sansha di Pulau Yongxing atau Pulau Woody di gugus kepulauan Paracel, salah satu lokasi yang kerap dipersengketakan di Laut China Selatan (AFP PHOTO via VOA)
Kota Sansha di Pulau Yongxing atau Pulau Woody di gugus kepulauan Paracel, salah satu lokasi yang kerap dipersengketakan di Laut China Selatan (AFP PHOTO via VOA)

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan China menuduh Washington melanggar batas wilayah Negeri Tirai Bambu, dengan berlayar melewati pulau-pulau di dalam area Kepulauan Paracel.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lu Kang, menyerukan AS untuk "segera menghentikan tindakan provokatif yang mengganggu kedaulatan dan mengancam keamanan China."

Beijing, dalam beberapa tahun terakhir, telah membentengi banyak pulau di Laut China Selatan dengan instalasi militer dan memperluas klaim daratan melalui upaya reklamasi.

Sejak lama, Beijing mengatakan bahwa Laut China Selatan adalah wilayah kedaulatannya, dan menolak kritik keras masyarakat internasional atas klaimnya tersebut.

Selain China, beberapa negara lain juga mengklaim wilayah di Laut China Selatan, termasuk di antaranya Vietnam, Filipina, dan Malaysia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya