Terkuak, Setiap Gempa Besar Diiringi Banyak Getaran Serupa

Ternyata gempa yang terjadi di bumi ini saling berhubungan. Satu gempa diiringi sangat banyak lindu yang lain. Ini penjelasannya.

oleh Siti Khotimah diperbarui 25 Apr 2019, 16:01 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2019, 16:01 WIB
Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Sacramento - Tahukah Anda, ternyata gempa yang terjadi di bumi ini saling berhubungan. Setiap gempa besar diikuti oleh sangat banyak getaran yang lain.

Hal ini dinyatakan oleh Zachary Ross, seorang peneliti pasca-doktoral geofisika di California Institute of Technology. Ross mengatakan, gempa-gempa yang terjadi "sesungguhnya seperti berkomunikasi satu sama lain dalam ruang dan waktu tertentu," mengutip laman Live Science pada Kamis (25/4/2019).

Sebagian gempa pengiring itu tidak akan meruntuhkan bangunan atau meroohkan pepohonan. Mengingat, dalam faktanya, banyak dari getaran-getaran itu tergolong berukuran kecil, bahkan tidak bisa dideteksi secara berkala oleh instrumen seismik biasa.

Seberapa Banyak?

Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Dalam penurunan satu magnitudo, terungkap terjadi 10 kali lipat jumlah gempa. Jadi misal terjadi 10 gempa magnitudo 6,0, maka terdapat 100 gempa berkekuatan 5,0 dan seterusnya. Anda bisa bayangkan berapa ribu gempa yang mengiringi lindu 6,0 itu.

Sayangnya, seismogram saat ini hanya mampu mendeteksi gempa dengan intensitas tertentu. Dalam daftar getaran milik Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) dan Caltech, diketahui gempa terkecil yang tercatat berkekuatan 1,7. Sehingga, gempa-gempa kecil sama sekali tidak terekam. Alat pencatat bahkan berpotensi tidak bisa membedakan getaran akibat lindu dengan kebisingan yang terjadi di dekat episentrum.

Namun, konsep awal Ross bahwa gempa di muka bumi saling berkomunikasi, membuahkan metode pencatatn baru bagi lindu berkekuatan kecil.

Baru-baru ini, Ross dan rekannya telah menemukan cara untuk merekam gempa sekecil 0,3. Ternyata mereka menganalisis dua gempa dengan episentrum yang sama. Kedua getaran atau lebih itu menurut Ross, memunculkan pola yang tidak berbeda.

Jika salah satu gempa lebih besar daripada yang lain, para peneliti akan menggunakan gempa bumi yang terdeteksi sebagai templat (template) kemudian mencari coretan yang lebih kecil namun identik dalam catatan gempa.

California Gempa Setiap 174 Detik

[Bintang] Gempa Malang Tidak Terkait dengan Gempa Lombok
Gempa berkekuatan 5,2 SR guncang Malang, Jawa Timur pada Rabu, 8 Agustus 2018. (Ilustrasi: iStockphoto)

Dengan metode tersebut, sebanyak 1,8 juta gempa kembar berukuran kecil dalam periode 10 tahun di California Selatan, telah terdeteksi. Dari 2008 hingga 2017 negeri yang berjuluk The Golden State itu telah mengalami rata-rata 495 getaran kecil setiap harinya, sekali setiap 174 detik.

Hal itu telah dilaporkan Ross dan beberapa koleganya dalam jurnal ilmiah berjudul "Searching for Hidden Earthquakes in Southern California," pada 18 April 2019.

Tim peneliti itu juga mengungkap, gempa memengaruhi satu sama lain meski dalam jarak yang jauh antar titik pusat gempa.

"Saya pikir ini akan benar-benar mengarahkan kepada gelombang baru analisis ilmiah (terkait gempa)," kata seorang kolega Ross.

Teknik pencocokan templat yang sama dapat digunakan untuk gempa di berbagai negara. Menurutnya, yang diperlukan hanyalah jaringan seismik yang baik dan catatan seismograf berkualitas tinggi. Dengan demikian, setiap badan gempa ataupun ilmuwan dapat mencari sejarah lindu di negara mereka sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya