Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte baru saja resmi menjadi kakek buyut. Cicit pertamanya, Rodrigo III lahir pada Minggu, 9 Juni 2019.
Rodrigo III adalah anak dari Rodrigo "Rigo" Duterte II --yang merupakan cucu Presiden Duterte. Sementara Rigo berayah Paolo "Pulong"Â Duterte, anak sulung sang presiden Filipina.
Â
Advertisement
Baca Juga
Kabar bahagia itu disampaikan langsung oleh Pulong melalui halaman Facebook-nya, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Senin (10/6/2019).
"Halo Rodrigo III. Anda telah menjadikan saya seorang kakek. Mari kita terima saja. Selamat, Rodrigo S. Duterte II... Terima kasih kepada para dokter dan perawat karena telah merawat mereka," kata Pulong, putra Presiden Duterte di Facebook, sambil menyematkan foto cucunya.
Duterte Sosok Pemimpin Kontroversial
Presiden Filipina Duterte sering menjadi sorotan media, karena pernyataannya yang kontroversial. Baru-baru ini, ia mengaku di hadapan publik bahwa dirinya dulu sempat gay, namun akhirnya "menyembuhkan" dirinya sendiri.
Kalimat itu dikatakan saat berpidato di depan masyarakat Filipina di Tokyo pada Kamis, 30 Mei pekan lalu.
Setelah menuduh lawan politiknya dan kritikus vokal Senator Antonio Trillanes IV sebagai gay, Rodrigo Duterte mengatakan dia bisa merasakan bahwa ia sendiri juga sempat "sedikit gay" saat menikah dengan mantan istrinya, Elizabeth Zimmerman. Pernikahan mereka berakhir pada tahun 2000.
Duterte melanjutkan dengan mengatakan bahwa dirinya "sembuh" setelah bertemu dengan pasangannya saat ini Honeylet Avanceña.
"Saya menjadi seorang pria lagi! Wanita-wanita cantik menyembuhkan saya," kata Rodrigo Duterte seperti dikutip dari CNN, Selasa (4/6/2019).
"Saya membenci pria tampan sesudahnya. Sekarang saya lebih suka wanita cantik,"Â lanjut sang presiden Filipina.
Advertisement
Beberapa Kali Menyebut Isu LGBT
Dalam sejarahnya, Presiden Duterte telah beberapa kali membuat pernyataan kontroversial dan kontradiktif tentang komunitas LGBT.
Pada tahun 2016, Duterte menyebut duta besar AS untuk negaranya "seorang bajingan gay" dalam pidatonya, mendorong para diplomat AS untuk mengangkat masalah ini dengan kolega Filipina mereka di Washington.
Pada bulan Maret 2017, Duterte mengatakan bahwa dirinya memberi tahu orang-orang Filipina di Myanmar bahwa ia menentang pernikahan sesama jenis, dan bahwa mengakui pernikahan selain pernikahan antara lelaki dan perempuan tidak akan diterima di Filipina, yang mayoritas beragama Katolik.
Namun kemudian pada tahun yang sama, ia mengatakan hak-hak komunitas LGBT akan dilindungi selama masa kepresidenannya.
"Tidak akan ada penindasan dan kami akan mengakui pentingnya Anda dalam masyarakat," kata Duterte pada konferensi LGBT di Kota Davao di Filipina pada Minggu, 17 Desember 2017.
"Saya menjamin bahwa setiap orang, setidaknya pada masa kepresidenan saya, akan dilindungi dan dipelihara sebagai manusia," kata Duterte.