Korea Utara Kembali Tembakkan Proyektil, Berhasil Terbang 430 Kilometer?

Karakteristik penerbangan proyektil disebut mirip dengan uji coba rudal Korea Utara pada Mei lalu.

oleh Siti Khotimah diperbarui 25 Jul 2019, 06:48 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 06:48 WIB
Kim Jong-un Saksikan Langsung Peluncuran Rudal Balistik
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un mengawasi langsung uji coba peluncuran rudal balistik Hwasong-12 di lokasi yang tak diketahui pada foto yang dirilis Sabtu (16/9). Kim Jong-Un bersumpah akan menyempurnakan kekuatan nuklir negaranya. (KCNA/KNS via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Dua proyektil kembali ditembakkan oleh Korea Utara pada Kamis pagi, 25 Juli 2019 dari daerah dekat Wonsan, di pantai timur negara itu, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Proyektil itu terbang sekitar 430 kilometer, kata sumber yang sama tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Karakteristik penerbangan proyektil disebut mirip dengan uji coba rudal Korea Utara pada Mei lalu, kata para analis seperti dikutip dari Channel News Asia

Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi uji coba rudal pertama yang dilaporkan sejak Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu di zona demiliterisasi (DMZ) antara kedua Korea pada akhir Juni.

Pengujian senjata Korea Utara terakhir dilakukan pada Mei. Saat itu mencakup rudal jarak pendek serta roket yang lebih kecil. Saat diluncurkan, Kim mengawasi penerbangan pertama dari senjata yang sebelumnya belum pernah diuji.

Simak video pilihan berikut:

Usaha Trump Tak Membuahkan Hasil?

Presiden AS Donald Trump menjabat tangan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam sesi makan malam, Rabu 27 Februari 2019, di Hanoi, Vietnam. (AP / Evan Vucci)
Presiden AS Donald Trump menjabat tangan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam sesi makan malam, Rabu 27 Februari 2019, di Hanoi, Vietnam. (AP / Evan Vucci)

Hingga saat ini, belum terdapat tanggapan dari Gedung Putih, Pentagon dan Kementerian Luar Negeri AS terkait proyektil yang ditembakkan Korut pada hari ini.

Amerika Serikat dan Korea Utara berjanji untuk segera mengadakan putaran baru perundingan tingkat kerja, tetapi sejak Pyongyang telah dengan tajam mengkritik latihan militer bersama antara pasukan AS dan Korea Selatan.

"Korea Utara jelas kesal karena AS dan Korea Selatan melakukan latihan militer bersama," kata Harry Kazianis dari Pusat Kepentingan Nasional Washington.

"Kita seharusnya tidak terkejut dengan langkah ini dan, pada kenyataannya, kita seharusnya melihatnya datang."

Pembicaraan denuklirisasi antara Korea Utara dan Amerika Serikat macet setelah pertemuan puncak kedua antara Trump dan Kim di Vietnam pada Februari gagal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya