Liputan6.com, Inggris - Katedral merupakan tempat beribadah bagi umat Katolik. Beberapa rangkaian keagamaan dilakukan di sana bersama uskup.
Jika biasanya di dalam katedral berisi kursi-kursi panjang, katedral satu ini memiliki tampilan yang berbeda.
Baca Juga
Sebuah katedral bernama Katedral Rochester yang terletak di Inggris memiliki lapangan golf kecil yang dapat digunakan jemaatnya. Lapangan tersebut terletak di dalamnya.
Advertisement
Lapangan ini membentang di sepanjang lorong dan memiliki sembilan lubang dengan miniatur jembatan. Ini dimaksudkan untuk mengajar kaum muda tentang teknik dan juga memiliki nuansa spiritual.
Dilansir dari usatoday, Pendeta Rachel Philips untuk Misi dan Pertumbuhan mengatakan, "Saya berharap pengunjung akan merefleksikan 'jembatan' yang perlu dibangun dalam kehidupan mereka sendiri dan di dunia kita saat ini." ujarnya.
"Saya pikir ini tempat yang bagus sehingga orang-orang yang tidak beragama datang untuk mengalami semua ini." ujar seorang anak lelaki yang telah bermain di lapangan golf itu.
Menghilangkan Nuansa Kerohanian
Namun, ada beberapa orang tidak menyetujui adanya lapangan golf di dalam katedral. Pada situs Daily Telegraph, seorang religius bernama Tim Stanley berkomentar hal tersebut sebagai tindakan penodaan. "Itu membuat umat Katolik terlihat konyol."
Tidak hanya itu, pendeta bernama Anglikan Giles Fraser juga mengungkapkan rasa tidak setuju di akun twitter-nya, "Apa yang orang inginkan dari gereja adalah semacam keseriusan moral dan spiritual yang tidak bisa mereka dapatkan di tempat lain. Bukan ini," tulisnya.
Matthew Rushton dari katedral mengatakan bahwa kepala Gereja Inggris, Justin Welby yang juga sebagai Uskup Agung Canterbury telah merespons positif. "Jika Anda tidak tahu bagaimana bersenang-senang di katedral, makan Anda tidak melakukan pekerjaan Anda dengan benar," ucap Welby.
Katedral Rochester bukan satu-satunya katedral Inggris yang bereksperimen dengan kegiatan yang aneh. Katedral Norwich yang terletak di Inggris bagian timur juga sedang menyiapkan sesuatu dengan "melihat diri mereka sendiri, melalui bangunan dan Tuhan secara berbeda."
Â
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti
Advertisement