Liputan6.com, Tokyo - Sebuah badai tropis kuat menghantam Jepang pada Kamis pagi waktu setempat. Badai bernama resmi Krosa itu membawa angin kencang dan hujan lebat, yang mendorong peringatan risiko banjir dan tanah longsor.
Dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (15/8/2019), hantaman badai Krosa juga telah memicu perintah evakuasi sejak sehari sebelumnya, dan menunda banyak jadwal penerbangan di puncak musim liburan setempat.
Advertisement
Baca Juga
Pihak berwenang terus mengeluarkan imbauan evakuasi kepada sekitar 550.000 orang di jalur badai terkait.
Badai Tropis Parah Krosa --satu tingkat di bawah topan-- bergejolak perlahan di lepas pantai barat daya Jepang, mengemas hembusan angin hingga 160 kilometer per jam.
Badan Manajemen Kebakaran dan Bencana Jepang mengatakan, empat orang menderita luka ringan dengan satu orang mengalami luka serius akibat badai tersebut.
Otoritas terkait juga mengatakan bahwa sebuah pesta kecil dengan 18 orang partisipan, termasuk anak-anak, terdampar di sebuah lembah saat permukaan air sungai naik dengan cepat.
Sejak itu, mereka telah dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi dan harus diselamatkan pada Kamis malam.
Simak Video Pilihan Berikut:
Memicu Kekacauan Perjalanan
Hantaman badai Krosa juga memicu kekacauan perjalanan ketika banyak orang kembali ke kota-kota besar setelah berakhirnya libur perayaan Obon.
Lebih dari 600 penerbangan domestik dibatalkan ke dan dari kota-kota di Jepang barat, dan layanan kereta peluru ditangguhkan atau dikurangi secara tajam.
Sementara penyeberangan ferry yang menghubungkan pulau Shikoku selatan dan bagian lain Jepang juga dibatalkan, menyusul ombak tinggi yang menghantam pesisir di sekitarnya.
Badai krosa melemah secara signifikan sejak awal pekan ini sejak terhenti di Samudra Pasifik.
Namun, karena badai tersebut memiliki inti pusaran yang luar biasa besar, menurut para ahli, kemungkinan besar akan memicu hujan deras di area yang luas.
Selain itu, pergerakannya yang sangat lambat, dengan kecepatan sekitar 20-30 kilometer per jam, membuat hujan deras diperkirakan bertahan untuk waktu yang lama.
Advertisement