Liputan6.com, Jakarta - Pada 23 September hingga 6 Oktober 2019, Uni Eropa bersama negara-negara anggotanya menyelenggarakan "Climate Diplomacy Week", merupakan rangkaian kegiatan kampanye mencegah perubahan iklim di kawasan Uni Eropa dan di seluruh dunia.
Di Indonesia, Delegasi Uni Eropa dan Kedutaan Besar Negara-Negara Anggota Uni Eropa menandai “Climate Diplomacy Week 2019” dengan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil dan berbagai pihak lainnya, untuk meningkatkan kesadaran publik akan masalah-masalah terkait perubahan iklim.
Baca Juga
"Perubahan iklim adalah ancaman langsung yang nyata. Tidak satu pun negara yang dapat terhindar darinya, dan dibutuhkan upaya kolektif untuk menyikapinya," ujar Konselor Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Michael Bucki di Jakarta, Senin, 23 Septermber 2019.
Advertisement
Menurutnya, dunia telah alami begitu banyak dampak buruk dari perubahan iklim, di mana aksi global untuk menguranginya tidaklah cukup.
Merujuk pada pengalaman Uni Eropa, pihaknya sangat mendukung transisi menuju paradigma hijau dengan menawarkan begitu banyak peluang bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Ini dapat berjalan secara harmonis dengan penciptaan kesempatan kerja, ketahanan pangan, serta kesehatan masyarakat," imbuhnya.
Tahun ini, Uni Eropa berkolaborasi dengan antara lain 7 kedutaan, 18 organisasi masyarakat serta 12 pemimpin opini (selebriti) dengan harapan akan memberi dampak dan manfaat yang besar sedini mungkin untuk menyelamatkan lingkungan
Sedangkan tema yang dipiluh untuk "Climate Diplomacy Week" tahun ini adalah "Anak Muda dan Aksi Iklim", mengingat semakin banyak orang muda memimpin aksi perubahan iklim, membuat suara mereka didengar, dan secara lebih tegas menuntut pemerintah, dunia usaha dan kita semua, untuk mengambil sikap.
"Climate Diplomacy Week 2019" terdiri dari serangkaian kegiatan tematik di Jakarta, maupun di luar Jakarta.
Di samping sejumlah forum diskusi, "Climate Diplomacy Week 2019" juga akan menyajikan berbagai kegiatan lain seperti lokakarya, kompetisi dan permainan, demo masak, program pembersihan lingkungan dan masih banyak lagi.
Gandeng Kedutaan Besar Belanda
Dalam acara peluncuran "Climate Diplomacy Week 2019" pada Senin 23 September di Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Uni Eropa mengumumkan kolaborasinya dengan berbagai organisasi kaum muda dan individu yang bekerja keras dalam memecahkan persoalan-persoalan perubahan iklim di bidang pelestarian hutan dan laut, energi terbaharukan, produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, serta perencanaan tata kota yang berwawasan hijau.
"Pemerintah Belanda menegaskan untuk terlibat aktif dalam upaya penyelamatan Bumi. Pada pembukaan Climate Diplomacy Week 2019 ini, kami membuktikannya dengan mengundang para pegiat lingkungan untuk berbagi cerita mereka kepada publik," ujar Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns.
"Kami menyambut baik para champion lingkungan seperti Mukhtasar dari Unilever sebagai satu dari 10 pioneer SDGs dan Hutan Itu Indonesia, gerakan anak muda yang mempromosikan kampanye mencintai hutan," lanjutnya.
Baginya, mereka adalah bukti bahwa banyak upaya positif bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan perubahan iklim.
"Kami harap bisa melakukan kerja sama lebih erat dengan para pegiat lingkungan ini agar semakin banyak pihak yang sadar dan mau terlibat untuk pencegahan terjadinya perubahan iklim," tutur Dubes Grijns.
Advertisement