Liputan6.com, Jakarta - Menurut informasi Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Joedha Nugraha, ada tujuh warga negara Indonesia (WNI) jadi korban jembatan ambruk Taiwan. Dengan rincian 4 orang terluka dan tiga lainnya hilang -- kemudian ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Korban meninggal adalah Wr, usia 29 tahun, asal Cirebon; Er, usia 32 tahun, asal Indramayu; MD, usia 28 tahun, asal Pemalang," tutur Joedha Nugraha dalam keterangan tertulisnya yang Liputan6,com muat Kamis (3/10/2019).
Baca Juga
Joedha mengatakan, KDEI Taipei dan Kemlu RI akan memfasilitasi repatriasi dan pemenuhan hak-hak ketenagakerjaan para korban.
Advertisement
"Jadi korban WNI luka: 4 orang dan korban WNI meninggal: 3 orang," tegas Joedha.
Media Focus Taiwan menyebut, pihak berwenang setepat telah menemukan lima jasad nelayan migran -- tiga diidentifikasi WNI dan dua dari Filipina.
"Para korban diidentifikasi sebagai Wartono dari Indonesia berusia 29 tahun, Andree Serencio dari Filipina berumur 44 tahun, Ersona warga Indonesia berusia 32 tahun, George Impang asal Filipina usia 46 tahun, dan Mohamad Domiri dari Indonesia dengan usia 28 tahun," menurut Yilan Emergency Operation Center.
Menurut Yilan Emergency Operation Center, nelayan migran terakhir yang masih hilang adalah warga Filipina berusia 29 tahun bernama Romulo Escalicas.
Tseng Yen-pu, perwakilan dari agen tenaga kerja Sang Yi International Co., Ltd., broker untuk para nelayan di Taiwan, mengatakan mereka tidak dilindungi oleh asuransi kecelakaan kelompok.
Sementara itu, ditanya tentang langkah-langkah responsnya setelah insiden itu, Kantor Ekonomi dan Kebudayaan Manila (MECO) mengatakan kepada media CNA bahwa prioritas utamanya adalah menemukan orang Filipina yang hilang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penyebab Ambruk Masih Diselidiki
Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab jembatan yang dibangun tahun 1998 dan membentang di pelabuhan kecil tersebut runtuh.
Sebelumnya, Taiwan diguncang topan pada Senin malam 30 September, yang membawa hujan lebat serta angin kencang ke beberapa bagian pantai timur wilayah. Namun, pada saat jembatan runtuh, cuaca baik-baik saja.
Taiwan memiliki industri perikanan yang besar, dan mayoritas pekerjanya adalah imigran bergaji rendah dari negara-negara seperti Filipina, Indonesia, dan Vietnam.
Menteri Transportasi Lin Chia-lung mengatakan Jaksa penuntut telah meluncurkan penyelidikan tentang penyebab insiden itu.
Ia juga menambahkan bahwa jembatan itu masih dalam umur 50 tahun yang diperkirakan masih (layak pakai).
"Kondisi cuaca terkini, gempa bumi dan penilaian jembatan sebelumnya akan dipertimbangkan. Kami akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan," ucap Menteri Transportasi Taiwan.
Advertisement