Liputan6.com, Kashmir - [Pakistan ](4276402 "" ) dan sekutu dekatnya, China, secara resmi meluncurkan konstruksi di bendungan bernilai miliaran dolar di bagian wilayah Kashmiryang dikelola Pakistan tapi disengketakan dengan India.
Mereka mengabaikan keberatan India terhadap proyek tersebut, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (17/7/2020).
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengunjungi lokasi tersebut pada Rabu (15/7) bersama para pemimpin militer dan duta besar China di Islamabad untuk meresmikan apa yang oleh para pejabat disebut sebagai "tonggak bersejarah."
Advertisement
Baca Juga
Bendungan multiguna Diamer Bhasha diharapkan selesai pada 2028, dengan total biaya lebih dari $ 8 miliar. Bendungan itu diharapkan akan menghasilkan 4.500 megawatt listrik murah dan bersih.
Bendungan dengan kapasitas penyimpanan air yang dapat digunakan sekitar 7,9 miliar meter kubik air itu akan dibangun dengan ketinggian 272 meter di wilayah Gilgit-Baltistan utara, sekitar 400 kilometer dari satu-satunya jalur darat lintasan Pakistan-China.
India, yang menguasai sebagian besar Kashmir dan mengklaimnya secara keseluruhan seperti halnya Pakistan, telah mengecam proyek tersebut dan menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan wilayahnya.
Pemerintah Pakistan dan China telah mengatakan kekhawatiran India itu tidak pada tempatnya, dan bersikeras kolaborasi ekonomi itu dimaksudkan untuk meningkatkan "kesejahteraan masyarakat setempat."
Simak video pilihan berikut:
Penyergapan Militan Tewaskan 3 Tentara Pakistan di Baluchistan
Beberapa waktu lalu, sejumlah orang yang diduga gerilyawan separatis di provinsi Baluchistan, wilayah barat daya Pakistan, Selasa 14 Juli menyerang konvoi militer, menewaskan sedikitnya tiga tentara dan melukai delapan lainnya.
Media dari tentara dalam sebuah pernyataan singkat menyatakan "serangan teroris" menarget "operasi patroli rutin" di distrik Panjgur yang terpencil.
Pernyataan itu menyebutkan tentara yang luka telah dievakuasi ke rumah sakit militer di ibukota provinsi, Quetta, di mana lima diantaranya masih dalam kondisi "kritis".
Kelompok militan yang dikenal sebagai Baloch Liberation Front (BLF) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan menyatakan pihaknya menewaskan lebih dari 20 pasukan keamanan Pakistan.
BLF dan beberapa kelompok bersenjata lainnya, yang mengklaim berjuang untuk kemerdekaan Baluchistan dari Pakistan, sering melaporkan lebih banyak klaim mengenai serangan atas sejumlah instalasi pemerintah dan pasukan keamanan.
Provinsi Pakistan itu berada di pusat proyek pembangunan infrastruktur multi-miliar dolar yang didanai China dan dikenal sebagai Koridor Ekonomi China-Pakistan atau CPEC. Ini adalah perpanjangan dari inisiatif global Beijing, Belt and Road Initiative.
Belakangan ini sejumlah militan juga menarget proyek-proyek yang berkaitan dengan CPEC termasuk pembangunan beberapa pembangkit listrik dan jalan-jalan di Pakistan, serta pelabuhan utama dan bandara di Baluchistan.
Advertisement