Tutup 8 Bulan Akibat Corona COVID-19, Kamboja Kembali Buka Sekolah

Menteri Pendidikan Kamboja Hang Chuon Naron mengatakan penutupan kedua akan dipertimbangkan jika ada siswa yang terinfeksi Corona COVID-19 saat menghadiri kelas.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Nov 2020, 08:01 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2020, 08:01 WIB
Waspada Virus Corona, Pelajar di Kamboja Beraktivitas Pakai Masker
Sejumlah pelajar mengenakan masker saat beraktivitas di sebuah sekolah di Phnom Penh (28/1/2020). Pemerintah Kamboja dalam beberapa hari terakhir telah menutup aktivitas belajar di sekolah-sekolah sebagai upaya pencegahan terhadap virus corona. (TANG CHHIN SOTHY/AFP)

Liputan6.com, Phnom Penh - Sekolah-sekolah di seluruh Kamboja dibuka kembali pada Senin, 2 November untuk pertama kalinya sejak Maret 2020 tetapi dengan ukuran kelas dan jam yang dibatasi sebagai tindakan pencegahan Corona COVID-19.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (3/11/2020), Menteri Pendidikan Kamboja Hang Chuon Naron mengatakan penutupan kedua akan dipertimbangkan jika ada siswa yang terinfeksi saat menghadiri kelas.

Dia mengatakan para siswa dan guru harus belajar untuk bekerja dengan kewaspadaan dan tindakan keamanan karena Corona COVID-19 masih berkecamuk di Eropa dan Amerika Serikat dan belum ada vaksin untuk itu yang dikembangkan.

Fase uji coba pembukaan kembali beberapa sekolah di ibu kota Phnom Penh dan sebagian Kamboja timur dimulai bulan lalu, dan Hang Chuon Naron mengatakan hasil yang baik mendorong persetujuan untuk pembukaan kembali secara nasional.

"Karena pemerintah telah mengendalikan situasi Corona COVID dengan sangat baik, kami telah melihat bahwa di Kamboja jumlah kasus tidak meningkat, dan terutama pengawasan perbatasan sangat efektif," katanya kepada wartawan di sebuah sekolah di Phnom Penh.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


292 Kasus Infeksi di Kamboja

Mengunjungi Candi Angkor Wat Kamboja Kala Heboh Corona
Sejumlah wisatawan berjalan di Candi Angkor Wat, Provinsi Siem Reap, Kamboja, Kamis (5/3/2020). Menurut World Travel and Tourism Council, wabah virus corona (COVID-19) membuat sektor pariwisata dunia kehilangan USD 22 miliar. (TANG CHHIN Sothy/AFP)

Selain batasan ukuran dan jam kelas, bus sekolah, perpustakaan, pendidikan jasmani dan kegiatan seni serta kantin akan dilanjutkan di bawah peraturan Kementerian Kesehatan yang mencakup keamanan virus corona.

"Jadi, kami memiliki dua tujuan. Yang pertama adalah keselamatan bagi siswa kami, guru kami, serta masyarakat, dan yang kedua adalah melanjutkan pendidikan untuk semua orang," katanya.

Kamboja telah melaporkan 292 kasus infeksi virus corona, tanpa kematian. Kementerian Kesehatan pada hari Senin melaporkan satu kasus baru, seorang Kamboja yang kembali dari luar negeri.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya