Top 3: Kasus COVID-19 di Turki Naik Akibat Ubah Cara Hitung Jadi Sorotan

Cara hitung COVID-19 ternyata berpengaruh terhadap total kasus harian. Ini terjadi di Turki.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Nov 2020, 18:16 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2020, 18:16 WIB
Kasus COVID-19 Bertambah, Turki Semprot Disinfektan di Stasiun Kereta Bawah Tanah
Seorang petugas kebersihan melakukan disinfeksi di kereta bawah tanah di Ankara (19/11/2020). Kementerian juga mengonfirmasi tambahan 123 orang meninggal dalam 24 jam terakhir, sehingga total kematian menjadi 11.943, sementara jumlah kesembuhan naik 2.918 menjadi 364.573. (Xinhua/Mustafa Kaya)

Liputan6.com, Ankara - Kasus COVID-19 di Turki melonjak setelah Kementerian Kesehatan mengubah cara perhitungan. Selama ini, pemerintah hanya mengumumkan kasus dengan gejala. 

Ternyata, kasus COVID-19 justru marak di Turki. Pemerintah pusat lantas mendapat kritikan dari daerah maupun pakar kesehatan. 

Isu perhitungan kasus COVID-19 menjadi sorotan pembaca kanal global Liputan6.com pada Sabtu (28/11/2020). Berita lain yang disorot adalah langkah Prancis menolak rasisme serta sejarah Hari Thanksgiving

Berikut artikelnya:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


1. Cara Hitung Berubah, Kasus Virus Corona COVID-19 di Turki Melonjak

FOTO: Seniman Muda Turki Ekspos Dampak Pandemi COVID-19 Lewat Karya Seni
Pengunjung mengamati karya seni dalam ajang BASE edisi keempat di Istanbul, Turki, 20 November 2020. Edisi keempat BASE, salah satu ajang seni terpenting di Turki yang didedikasikan untuk para seniman muda dibuka pada 20 November 2020. (Xinhua/Osman Orsal)

Pemerintah Turki mengubah cara perhitungan kasus COVID-19. Kementerian Kesehatan Turki kini menghitung pasien tanpa gejala yang tak dirawat di rumah sakit. 

Dilaporkan Arab News, Kementerian Kesehatan Turki berkata kasus positif COVID-19 tanpa gejala di Turki mencapai sekitar 80 persen. Sejak Maret 2020, Turki tidak pernah mengumumkan kasus tanpa gejala. 

Baca selengkapnya...


2. Cegah Rasime, Prancis Setujui Undang-Undang Larang Diskriminasi Aksen

Presiden Prancis Emmanuel Macron
Presiden Prancis Emmanuel Macron melambaikan tangan saat mengunjungi lokasi ledakan di Beirut, Lebanon, Kamis (6/8/2020). Presiden Macron menjadi pemimpin dunia pertama yang mengunjungi Lebanon, usai ledakan besar menghancurkan Beirut pada Selasa (4/8) lalu. (AP Photo/Thibault Camus, Pool)

Majelis rendah parlemen Prancis menyetujui undang-undang yang melarang diskriminasi berdasarkan aksen seseorang. 

Dikutip dari AFP, larangan terhadap praktik itu diluncurkan karena dianggap sebagai  "bentuk rasisme".

Baca selengkapnya...


3. Fakta-fakta Hari Thanksgiving

FOTO: Donald Trump Ampuni Seekor Kalkun dalam Tradisi Thanksgiving
Asisten Presiden Donald Trump, Ivanka Trump (ketiga kanan) bersama Penasihat Gedung Putih Jared Kushner (tengah) serta anak mereka Arabella Kushner dan Theodore Kushner berkumpul dekat Corn si Kalkun Thanksgiving Nasional di Gedung Putih, Washington, AS, Selasa (24/11/2020). (AP Photo/Susan Walsh)

Thanksgiving berarti pemberian syukur. Tradisi ini dimulai sebelum negara Amerika Serikat berdiri.

Awal tradisi ini adalah di 1610 saat koloni pendatang dari Inggris di Plymouth (disebut Pilgrim) mengadakan acara makan bersama kelompok Wampanoag yang merupakan penduduk asli Amerika.  

Baca selengkapnya...


Infografis COVID-19:

Infografis Tips Libur Panjang Bebas Covid-19
Infografis Tips Libur Panjang Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya