Pipa Penyalur Oksigen di RS Rusia Meledak, 9 Pasien COVID-19 Meninggal

9 pasien COVID-19 di rumah sakit di Kota Vladikavkaz, Rusia meninggal setelah saluran pipa oksigen di bawah tanah pecah.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Agu 2021, 14:06 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2021, 14:03 WIB
Ilustrasi rumah sakit/Pixabay StockSnap
Ilustrasi rumah sakit/Pixabay StockSnap

Liputan6.com, Moskow - 9 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Kota Vladikavkaz, Rusia meninggal setelah saluran pipa oksigen di bawah tanah meledak dan pecah. Mereka kekurangan pasokan oksigen untuk membantu bernapas.

Dikutip dari laman Deutsche Welle (DW), Selasa (10/8/2021) kecelakaan itu terjadi ketika Rusia memerangi lonjakan kasus COVID-19, dan mencatat kasus Virus Corona tertinggi keempat di dunia setelah Brasil, India, dan Amerika Serikat.

"Sembilan pasien COVID-19 meninggal karena kekurangan oksigen di Rumah Sakit Klinis Republik Vladikavkaz," kata kantor berita Rusia, TASS mengutip Kementerian Kesehatan negara itu.

Diketahui, pipa itu memasok oksigen sebuah bangsal perawatan intensif di Ossetia Utara.

Bagian pipa yang pecah berada di bawah tanah.

"Sebanyak 71 orang berada dalam perawatan intensif, tidak semua menerima pasokan oksigen," terang kantor berita TASS.

"Staf medis sudah mulai menghubungkan pasien yang menggunakan ventilator ke tangki oksigen. Tangki oksigen sudah mulai berdatangan," kata kepala pejabat Ossetia Utara, Sergei Menyailo.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pejabat Bantah Kematian Pasien COVID-19 Karena Pipa Oksigen Pecah

Rekor Kematian Akibat Corona di Rusia
Petugas medis mengantar seorang perempuan menuju rumah sakit untuk pasien COVID-19 di pemukiman Kommunarka di luar Moskow, Rabu (30/6/2021). Rusia pada hari Rabu kembali melaporkan rekor kematian harian akibat virus Corona, dengan mencatat 669 kematian dalam 24 jam terakhir. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Namun, Menyailo juga mengklaim bahwa paru-paru dari sembilan pasien yang meninggal itu telah menderita "90% kerusakan" sebelum pipa oksigen pecah, yang berarti bahwa kematian mereka tidak dapat disalahkan pada kerusakan tersebut.

"Masalahnya segera terdeteksi dan dihilangkan dalam waktu 30 hingga 40 menit" tambahnya.

Dia melanjutkan dengan menyebutkan bahwa wilayah tersebut tidak memiliki masalah dalam memasok oksigen di rumah sakit.

Regulator kesehatan negara di Rusia, Roszdravnadzor akan meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut, menurut laporan kantor berita Interfax.

Ini bukan pertama kalinya pasien COVID-19 meninggal dalam kecelakaan di rumah sakit Rusia.

Setidaknya lima orang tewas ketika ventilator terbakar di sebuah rumah sakit di Saint Petersburg 2020 lalu.

Pada Juni 2021, tiga orang lagi meninggal dalam kebakaran rumah sakit di Ryazan, dengan ventilator yang rusak lagi-lagi diyakini sebagai penyebabnya.

Rusia memiliki angka kematian akibat COVID-19 tertinggi di Eropa, setelah mencatat lebih dari 165.000 kematian. Ini juga merupakan yang terparah keempat secara global.


Infografis Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Karantina dan Isolasi untuk COVID-19

Infografis Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Karantina dan Isolasi untuk Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Karantina dan Isolasi untuk COVID-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya