Liputan6.com, Jakarta - Para pengungsi asal Afghanistan telah tiba di Inggris, namun dengan kondisi yang cukup mengenaskan.Â
Mereka tiba tanpa sepatu dan dalam kondisi menggigil. Bahkan, beberapa balita mengenakan popok yang sama dengan yang mereka kenakan saat meninggalkan rumah beberapa hari sebelumnya. Para sukarelawan menggambarkan martabat dan sikap tabah yang luar biasa dari para pengungsi Afghanistan, termasuk sekitar 2.200 anak-anak, yang diterbangkan ke Inggris dari cengkeraman Taliban.
Melansir The Guardian, Senin (30/8/2021), beberapa pendatang baru pingsan karena kelelahan di terminal bandara, kata Dara Leonard, pemimpin tim Palang Merah Inggris. Lainnya, termasuk wanita hamil dan "orang sakit dan sangat lemah" langsung dilarikan ke rumah sakit.
Advertisement
Â
"Ini adalah orang-orang yang paling kelelahan," kata Leonard, yang termasuk orang pertama yang bertemu dengan keluarga Afghanistan yang tiba di bandara Heathrow pekan lalu.
"Kata saya, mereka sangat tabah, sangat bermartabat tetapi mereka benar-benar meletakkan satu kaki di depan yang lain. Melihat para ibu mendorong anak-anak mereka ke depan menuju keselamatan cukup fenomenal."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kondisi Mengenaskan
Responden darurat menggambarkan pemandangan di bandara Inggris sebagai situasi yang kacau, ketika ribuan orang yang rentan diproses sebelum diangkut ke hotel yang terkadang lebih dari 100 mil jauhnya, di mana mereka harus dikarantina selama 10 hari.
Ketika personel militer Inggris terakhir kembali ke Inggris pada hari Minggu, pemerintah mengatakan sekitar 5.000 warga negara Inggris dan keluarga mereka telah diterbangkan dari Kabul, bersama lebih dari 8.000 mantan staf Inggris Afghanistan dan keluarga mereka dan mereka yang dianggap berisiko dari Taliban.
Â
Advertisement
Menderita Trauma
Semua telah menderita trauma yang dapat diperparah jika mereka tidak segera menetap dalam kehidupan di Inggris, kata para ahli.
Dr Jennifer Wild, seorang akademisi Oxford yang berspesialisasi dalam gangguan stres pasca-trauma (PTSD), mengatakan akan sangat penting untuk memutuskan hubungan kognitif antara hal-hal yang mereka alami di Afghanistan dan saat ini, untuk segera masuk ke rutinitas yang stabil dan untuk berbicara kepada orang-orang tentang apa yang mereka alami.
Infografis Kecaman Pemimpin Dunia untuk Bom Bandara Kabul Afghanistan
Advertisement