AS Ingin Lebih Dekat dengan Taiwan di Tengah Ketegangan dengan China

Dukungan AS bagi Taiwan muncul sewaktu ketegangan antara China dan Taiwan kini mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa dekade.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 31 Okt 2021, 07:02 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2021, 07:02 WIB
Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)
Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)

Liputan6.com, Taipei - Amerika Serikat ingin memperdalam hubungannya dengan Taiwan, pulau berpemerintahan sendiri yang menjadi titik konflik besar dalam hubungan AS-China yang tegang. AS juga akan bekerja untuk melawan pengaruh "jahat" Beijing, kata seorang pejabat AS, Jumat (29/10).

Dalam konferensi pers pertamanya, Sandra Oudkirk, Direktur Baru American Institute in Taiwan (AIT), yang merupakan kedutaan de facto, menegaskan kembali sikap resmi bahwa AS akan tetap berkomitmen kuat terhadap Taiwan dan secara aktif bekerja pada bidang-bidang kerja sama baru seperti keamanan siber dan rantai pasokan.

"Nilai kemitraan kami dan dukungan kami bagi Taiwan sangat kokoh," kata Oudkirk.

"Kami berkomitmen untuk memperdalam hubungan kami dengan Taiwan," demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (31/10/2021).

Dukungan AS bagi Taiwan muncul sewaktu ketegangan antara China dan Taiwan kini mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa dekade. Beijing meningkatkan gangguan oleh militernya dengan menerbangkan pesawat-pesawat tempur ke Taiwan. China tidak mengesampingkan kekuatan untuk menyatukan kembali Taiwan, yang memisahkan diri dari China daratan semasa perang saudara pada tahun 1949.

Amerika Serikat mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari pemerintah Partai Nasionalis yang berkuasa di Taipei ke pemerintah Partai Komunis di Beijing pada tahun 1979 tetapi terus mempertahankan hubungan tidak resmi yang kuat dengan pulau berpemerintahan sendiri itu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

AS Jual Senjata

Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)
Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)

Oudkirk menolak mengomentari prakarsa keamanan apapun atau memberikan rincian mengenai kehadiran pasukan AS di pulau itu, setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengukuhkan pada hari Kamis bahwa tentara AS berada di sana, meskipun jumlahnya lebih sedikit daripada yang dipikirkan orang-orang.

“Kami akan terus memajukan tujuan global dan regional dari pemerintahan Biden, termasuk menangkis pengaruh jahat China, pemulihan dari dampak pandemi yang sangat merusak dan mengatasi ancaman perubahan iklim,” kata Oudkirk.

Washington telah mendukung Taiwan dengan penjualan senjata untuk meningkatkan kemampuan pulau itu dalam mempertahankan diri, dan juga secara rutin berlayar di perairan sekitar pulau itu dalam apa yang disebutnya sebagai kebebasan gerakan beroperasi.

Oudkirk, yang diangkat sebagai direktur pada musim panas lalu, juga mengukuhkan bahwa AS akan mendukung Taiwan dalam perannya di panggung internasional, tanpa memberikan rinciannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya