Liputan6.com, Jakarta - Presiden AS Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan puncak virtual selama dua jam yang penuh ketetgangan pada Selasa (7/12) tentang tanggapan ekonomi Barat yang "kuat" jika pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina melakukan serangan.
"Presiden Biden menyuarakan keprihatinan mendalam Amerika Serikat dan sekutu Eropa kami tentang eskalasi pasukan Rusia di sekitar Ukraina dan menjelaskan bahwa AS dan sekutu kami akan merespons dengan tindakan ekonomi dan tindakan lain yang kuat jika terjadi eskalasi militer," Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan segera setelah konferensi video. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (8/12/2021).Â
Â
Advertisement
Biden menekankan "dukungan untuk kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial dan menyerukan de-eskalasi dan kembali ke diplomasi," kata pernyataan itu.
Menurut Gedung Putih, Biden dan Putin sepakat bahwa tim masing-masing akan "menindaklanjuti" KTT, menggarisbawahi bahwa langkah AS selanjutnya akan "dalam koordinasi yang erat dengan sekutu dan mitra."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dukungan untuk Ukraina
Biden dan para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman dan Italia menyatakan dukungan untuk "integritas teritorial Ukraina", kata Gedung Putih setelah pertemuan puncak video Biden dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Presiden Biden memberi pengarahan kepada para pemimpin tentang panggilannya dengan Presiden Putin, di mana dia membahas konsekuensi serius dari aksi militer Rusia di Ukraina dan kebutuhan untuk mengurangi eskalasi dan kembali ke diplomasi," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
"Para pemimpin menggarisbawahi dukungan mereka untuk kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, serta kebutuhan Rusia untuk mengurangi ketegangan dan terlibat dalam diplomasi."
Rusia membantah berencana untuk menyerang Ukraina, tetapi dengan gambar satelit yang menunjukkan konsentrasi pasukan besar-besaran di perbatasan, kekhawatiran akan perang meningkat di Eropa.
Advertisement