Rusia Bakal Invasi 16 Februari 2022? Ukraina: Itu Hari Persatuan

Presiden Ukraina menyatakan bahwa Rabu sebagai day of unity atau hari persatuan di tengah kekhawatiran serangan atau invasi dari Rusia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 15 Feb 2022, 10:09 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 09:38 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. (source: AP)

Liputan6.com, Kiev - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin 14 Februari 2022 menyatakan bahwa Rabu 16 Februari akan menjadi day of unity atau hari persatuan, ketika ia menyampaikan laporan bahwa invasi Rusia ke negaranya dapat dimulai hari itu.

Komentar dari pemimpin Ukraina itu, yang dibuat dalam pidatonya kepada bangsa yang diposting di Facebook, muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Kiev dan Moskow. Pemerintahan Joe Biden bahkan telah memperingatkan pada hari Jumat bahwa serangan terhadap Ukraina bisa terjadi dalam waktu dekat.

Zelensky menulis dalam pernyataan di Facebook bahwa dekret yang menyatakan day of unity telah ditandatangani.

"Kami diberitahu bahwa 16 Februari akan menjadi hari penyerangan," katanya, menurut terjemahan Facebook dari komentarnya seperti juga dikutip dari The Hill, Selasa (15/2/2022).

Pejabat Ukraina mengatakan kepada wartawan di Kiev bahwa Zelensky tidak secara harfiah menyebut tentang serangan pada hari Rabu 16 Februari - meskipun hari itu telah beredar di laporan berita sebagai kemungkinan hari pembukaan kampanye Rusia di Ukraina.

Zelensky dan pemerintah Ukraina beberapa kali mengkritik Amerika Serikat karena menyatakan secara berlebihan bahaya invasi Rusia yang akan segera terjadi ke negara itu.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


16 Februari 2022 Jadi Target Invasi Rusia ke Ukraina?

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin (Mikhail Klimentyev/Pool Photo via AP)

Associated Press, mengutip intelijen yang diperoleh AS, melaporkan bahwa Rusia mengincar Rabu 16 Februari sebagai tanggal target serangan.

Sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan pada Senin 14 Februari, "kami masih tidak percaya bahwa beberapa keputusan akhir telah dibuat."

Ditanya tentang pernyataan Zelensky dan penyebutan 16 Februari, Kirby mengatakan, "Saya tidak akan berbicara tentang penilaian intelijen khusus. Saya pikir Anda bisa mengerti itu. Kami telah mengatakan untuk sementara waktu bahwa aksi militer dapat terjadi kapan saja."

Kirby kemudian berkata, "Saya tidak akan masuk ke tanggal tertentu, saya tidak berpikir itu adalah hal yang tepat. Saya hanya akan memberi tahu Anda bahwa sangat mungkin dia bisa bergerak dengan sedikit atau tanpa peringatan."

Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Penumpukan pasukan telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan AS dan sekutu NATO bahwa Rusia sedang merencanakan serangan militer, tetapi Moskow terus-menerus membantah memiliki rencana semacam itu.

Pejabat dari Ukraina, Rusia dan negara-negara NATO telah terlibat dalam diskusi diplomatik selama berminggu-minggu dengan harapan meredakan ketegangan di kawasan itu, tetapi percakapan itu tidak menghasilkan terobosan apa pun.

Presiden Biden berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu 12 Februari dan mengatakan bahwa "biaya cepat dan berat" akan menyusul jika Moskow menginvasi Ukraina.

Segera setelah Zelensky memposting pernyataannya, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan bahwa AS sedang "dalam proses memindahkan sementara operasi kedutaan kami" dari Kiev ke Lviv "karena percepatan dramatis dalam penumpukan pasukan Rusia."


Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi COVID-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya