Liputan6.com, Jakarta - Jerman berencana untuk mengakhiri karantina wajib bagi kebanyakan orang yang terkena COVID-19. Kementerian Kesehatan Jerman mengusulkan karena angka yang diisolasi dengan infeksi telah mencapai empat juta kasus.
Berdasarkan aturan yang ada, orang yang dinyatakan positif virus corona COVID-19 harus dikarantina setidaknya selama tujuh hari. Dilansir Channel News Asia, Jumat (1/4/2022), Menteri Kesehatan Karl Lauterbach ingin mengubahnya menjadi isolasi mandiri (isoman) lima hari sukarela dengan rekomendasi tes COVID-19 pada akhir periode itu.
Baca Juga
Di bawah rencana yang disusun oleh kementeriannya dan Institut Robert Koch untuk penyakit menular, petugas kesehatan masih harus mengisolasi selama lima hari dan memerlukan tes PCR negatif untuk mengakhiri karantina mereka.
Advertisement
Proposal, yang belum didiskusikan dengan pihak berwenang di 16 negara bagian Jerman, telah muncul setelah kasus COVID-19 melonjak dalam beberapa pekan terakhir.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Angka Kasus Harian Turun
Jumlah kasus harian telah turun lagi dalam beberapa hari terakhir, dengan Institut melaporkan 274.901 infeksi baru pada Kamis 31 Maret dan menjadikan total kasus sejak pandemi dimulai melampaui 21,1 juta, dengan hampir 130.000 kematian.
Secara terpisah, Bild mengatakan pemerintah Kanselir Olaf Scholz telah terpaksa membatalkan rencana untuk memperkenalkan vaksin COVID-19 wajib untuk semua orang yang berusia di atas 18 tahun karena tidak dapat mengumpulkan mayoritas suara di parlemen.
Advertisement