Liputan6.com, Bangkok - Sejumlah warga di Bangkok, Thailand dihebohkan saat mendapati seorang lelaki tua yang mereka lihat tengah mengambang di saluran air yang kotor.
Warga mengira dia meninggal dan sudah menjadi jenazah, melainkan pria tua itu sedang meditasi, demikian dikutip dari laman Oddity Central, Selasa (5/7/2022).
Bayangkan berjalan di dekat kanal air perkotaan dan melihat tubuh kaku mengambang di air kotor yang dipenuhi sampah.
Advertisement
Baca Juga
Kemungkinan besar Anda membayangkan hal terburuk, jadi tidak ada yang bisa menyalahkan orang-orang yang menyaksikan adegan ini pada akhir bulan lalu karena menelepon polisi.
Tetapi sebelum pihak berwenang bisa sampai di sana, beberapa orang di tepi kanal mencoba meneriaki tubuh yang terapung untuk memastikan itu benar-benar meninggal.
Seorang pemuda pemberani bahkan turun ke air kotor itu, menelusuri sampah dan lumpur di dasarnya, dan ketika dia menyentuh tubuh itu, rupanya ia masih hidup.
“Kami pikir dia sudah mati. Semua orang berteriak tetapi dia tidak bergerak," kata penyelamat Sommatr Promvog kepada wartawan setempat.
“Ketika seseorang mencoba menariknya keluar dari air, dia tiba-tiba berbicara. Dia bilang dia hanya bermeditasi.”
Setelah membantu pria itu keluar dari kanal, ambulans dipanggil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pria tua itu, dan staf menemukan dia dalam keadaan sadar dan sehat secara umum, jadi dia dipulangkan dengan saran untuk mencari tempat yang lebih baik untuk bermeditasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Insiden Dikira Meninggal Lainnya
Sebuah kasus meresahkan terjadi di Shanghai, China, ketika petugas kesehatan salah membawa orang ke rumah pemakaman karena dikira pasien COVID-19 yang meninggal. Tubuh pasien itu sudah masuk ke kantong mayat.
Kasus itu ternyata terekam video dan menjadi viral di media sosial. "Jasad" itu terlihat masih bergerak dan ternyata masih hidup. Otoritas China lantas mencopot sejumlah pejabat distrik yang dianggap berperan atas kelalaian tersebut.
Berdasarkan laporan Global Times, Rabu (4/5/2022), ada lima pejabat yang terkena hukuman, termasuk di biro urusan sipil China di Distrik Putuo tempat insiden itu terjadi.
Zhang Jiandong, kepala biro urusan sipil di divisi tersebut akan diinvestigasi. Deputinya dicopot dari jabatannya. Kepala seksi perawatan lansia di distrik Putuo juga bernasib sama.
Kepala pengembangan karier sosial di Kota Changzheng yang berlokasi di Putuo juga harus melepas jabatannya.
Satu orang lagi yang terkena hukuman adalah Ge Fang. Ia merupakan pemimpin dari rumah perawat yang menjadi tempat tinggal pasien yang dikira meninggal itu. Ge Fang dipecat dari posisinya.
Seorang dokter juga dicabut izinnya karena hal ini. Dokter itu pun ikut diinvestigasi.
Pasien yang dikira meninggal itu sudah ditransfer ke rumah sakit dan kondisinya stabil.
Shanghai memang sedang diterjang gelombang baru COVID-19. Pemerintah menerapkan aturan lockdown yang ketat di Shanghai sehingga mobilitas rakyat terganggu. Beruntung ada orang yang sempat merekam kasus salah kirim pasien tersebut.
Advertisement
Banjir Malaysia: WNI yang Dikira Meninggal Ditemukan Masih Hidup
Informasi dikira meninggal, tetapi masih hidup juga terjadi di Malaysia. Seorang WNI yang dikabarkan meninggal dunia akibat banjir Malaysia ternyata masih hidup. Ia hanya sempat hilang ketika banjir.
"Sejauh ini dari monitoring tidak terdapat korban WNI sempat sebelumnya dilaporkan WNI 1 korban meninggal namun berhasil ditemukan dalam keadaan selamat," ungkap jubir KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar kepada Liputan6.com, Rabu (5/1/2022).
Pihak KBRI tak mengungkap identitas WNI tersebut.
Selain itu, banjir Malaysia sudah mulai surut dan aktivitas masyarakat berangsur pulih, berdasarkan pantauan KBRI Kuala Lumpur. Yoshi pun turut menyorot peran komunitas Indonesia dalam memberikan bantuan.
"Dari awal banjir hingga saat ini hampir 4.200 lebih KK WNI yang terdampak telah diberikan bantuan oleh KBRI dan dukungan Ormas / Paguyuban Indonesia bersinergi brsama membantu WNI," ucap Yoshi.
Sudah Meninggal Tapi Jenazahnya Masih Disimpan
Kali ini beda cerita. Seorang pria berusia 72 tahun dari Bangkok di Thailand akhirnya mengkremasi tubuh istrinya setelah menyimpannya di dalam peti mati di dalam rumahnya selama hampir 21 tahun.
Sejak kematian istrinya pada tahun 2001, pensiunan perwira militer bernama Chan Chanwatcharakarn telah menyimpan jenazahnya di rumah mereka di distrik Ben Khen, demikian dikutip dari laman Wionews, Senin (9/5/2022).
Menurut sebuah laporan di Strait Times, Chanwatcharakarn khawatir dia akan mati jika mengadakan pemakaman untuk istrinya.
Sebagai hasilnya, dia memutuskan untuk mengkremasi barang-barang miliknya dengan bantuan sebuah yayasan.
Yayasan membantunya dalam mengatur kremasi dan pemakaman.
Menurut laporan tersebut, istrinya meninggal karena aneurisma otak setelah mengalami tekanan darah tinggi dan tubuhnya dibawa ke Wat Chonpratarn Rangsarit di Nonthaburi, Thailand untuk menjalani ritual Buddhis.
Namun, dia tidak mengkremasi jenazah istrinya dan menyimpannya di peti mati.
Pria berusia 72 tahun itu biasa berbicara secara teratur dengan peti mati istrinya dan menjaga agar peti mati benar-benar bersih.
Yayasan Petchkasem Krungthep, yang membantu Chen dalam menyelesaikan upacara terakhir istrinya, mengatakan bahwa rumahnya seperti 'fasilitas penyimpanan' dengan air mengalir tetapi tidak ada listrik.
Mereka juga mengatakan bahwa tubuh wanita itu ditemukan dalam 'kondisi kering' di dalam peti mati yang terawat baik di rumah.
Setelah kremasi, abu terakhir disimpan dalam sebuah guci yang menurut Chen akan disimpannya sendiri sampai dia mati.
Yayasan sedang merawat Chen sekarang dengan sukarelawan memberinya makanan dan minuman kepada pria berusia 72 tahun itu, setelah membantunya mengkremasi mendiang istrinya.
Advertisement