Liputan6.com, Kiev - Bantuan sistem roket dari Amerika Serikat berhasil memberikan dampak pada operasi Rusia di wilayah timur Ukraina. Sistem roket itu bernama HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System).
Dilaporkan VOA Indonesia, Minggu (17/7/2022), seorang pejabat senior militer AS yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas perang, Jumat (15/7) mengatakan sistem roket yang dipasok AS yang dikenal sebagai HIMARS memiliki "dampak yang sangat, sangat signifikan" dalam perang melawan Rusia.
Advertisement
Baca Juga
Juru bicara kementerian pertahanan Ukraina, Oleksandr Motuzianyk, juga menyoroti peran sistem roket jarak jauh HIMARS.
"Dalam beberapa minggu terakhir, lebih dari 30 fasilitas logistik militer musuh telah dihancurkan, akibatnya potensi serangan pasukan Rusia telah berkurang secara signifikan," kata Motuzianyk pada hari Jumat di televisi nasional.
Roket yang dipasok AS lebih tepat sasaran daripada artileri era Soviet milik Ukraina dan memiliki jangkauan yang lebih jauh, memungkinkan Ukraina untuk mencapai target Rusia lebih jauh lagi dari garis depan.
Pejabat senior AS mengatakan, “Pasukan Rusia terbatas dalam meningkatkan kemajuan apapun” di wilayah Donbas dan ditahan oleh pasukan Ukraina.
Rudal Rusia Gempur Vinnytsia Ukraina, 23 Orang Tewas
Sebelumnya dilaporkan, para pejabat Ukraina mengatakan rudal-rudal Rusia menghantam Vinnytsia, kota di Ukraina Tengah, pada Kamis 14 Juli 2022. Mengutip AP, Jumat (15/7/2022), serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 23 orang dan mencederai 100 orang lainnya.
Presiden Ukraina menuduh Rusia sengaja menargetkan warga sipil di lokasi tanpa nilai militer.
Para pejabat mengatakan rudal jelajah Kalibr yang ditembakkan dari kapal selam Rusia di Laut Hitam merusak sebuah klinik medis, kantor, toko dan bangunan tempat tinggal di Vinnytsia, sebuah kota 268 kilometer (167 mil) barat daya ibu kota, Kiev.
Jenazah Hilang
Lebih lanjut, Gubernur wilayah Vinnytsia Serhiy Borzov mengatakan pertahanan udara Ukraina menjatuhkan dua dari empat rudal Rusia yang masuk.
Kepala Kepolisian Nasional Ihor Klymenko mengatakan sejauh ini hanya enam jasad yang telah diidentifikasi, sementara 39 orang masih hilang. Tiga anak di bawah 10 tahun di antara yang tewas.
Dari 66 orang yang dirawat di rumah sakit, lima masih dalam kondisi kritis sementara 34 menderita luka parah, kata Layanan Darurat Negara Ukraina.
"Itu adalah bangunan organisasi medis. Ketika roket pertama mengenainya, kaca jatuh dari jendela saya," kata warga Vinnytsia, Svitlana Kubas, 74. "Dan ketika gelombang kedua datang, itu sangat memekakkan telinga sehingga kepala saya masih berdengung. Serangan itu merobek pintu terluar, merobeknya menembus lubang."
Advertisement
Presiden Brasil Jair Bolsonaro Klaim Punya Cara Selesaikan Perang Rusia Vs Ukraina
Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung sejak 24 Februari 2022. Hingga kini, sejumlah wilayah di Ukraina masih menjadi medan perang.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengklaim mengetahui cara untuk menyelesaikan perang Rusia dan Ukraina. Ia akan menyampaikan cara itu kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang dijadwalkan akan berbicara dengannya pada depan melalui telepon.
"Saya akan sampaikan pendapat saya, apa yang saya pikirkan. Penyelesaian untuk masalah ini. Saya tahu cara menyelesaikannya. Tapi saya tidak akan memberi tahu siapa pun," kata Jair Bolsonaro.
"Penyelesaian untuk kasus ini akan seperti bagaimana perang Argentina dengan Inggris berakhir pada 1982," ujarnya, tanpa memberikan keterangan terperinci.
Argentina dan Inggris berperang dalam waktu singkat pada 1982 menyangkut kedaulatan Pulau Falkland di Atlantik utara, yang di Argentina dikenal sebagai Malvinas. Perang Argentina-Inggris mulai berlangsung pada April 1982 ketika pasukan Argentina mendarat di kepulauan yang dikendalikan oleh Inggris itu.
Inggris kemudian mengerahkan pasukan angkatan laut untuk merebut kembali pulau tersebut. Pasukan Argentina, yang miskin peralatan, tidak terlalu punya peluang dan dua bulan kemudian Argentina menyerah.
Bolsonaro dan Zelensky Dijadwalkan Berbicara 18 Juli
Bolsonaro sudah menjadwalkan berbicara dengan Zelensky pada 18 Juli. Ia mengatakan, pemimpin Ukraina itu adalah pihak pertama yang mengontak dan ia langsung setuju untuk mengadakan pembicaraan melalui telepon.
Presiden Brasil Bolsonaro pada Februari mengunjungi mitranya, Presiden Rusia Vladimir Putin, di Moskow, beberapa hari sebelum Rusia mulai melancarkan invasi ke Ukraina. Bolsonaro sejauh ini mengambil sikap netral terhadap konflik tersebut. Brasil ingin terus berbisnis dengan Rusia.
Pada awal pekan ini, menteri luar negeri Brasil mengupayakan pembelian sebanyak mungkin solar dari Rusia. Rusia juga merupakan pemasok penting pupuk ke Brasil, negara di Amerika Selatan yang punya kekuatan pertanian.
"Perang ini telah menyebabkan gangguan sangat berat. Lebih sedikit untuk Brasil, jauh lebih banyak untuk Eropa," kata Bolsonaro.
Advertisement