AS Jadi yang Terbaru Dukung Finlandia dan Swedia Gabung NATO

AS menjadi anggota NATO terbaru yang mendukung Helsinki dan Stockholm bergabung dengan aliansi tersebut. Presiden Joe Biden memuji pemungutan suara itu sebagai momen "bersejarah."

diperbarui 04 Agu 2022, 12:17 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 12:01 WIB
Ilustrasi bendera NATO
Ilustrasi bendera NATO (Wikipedia/Public Domain)

, Jenewa - Helsinki dan Stockholm mendapat dukungan terbaru untuk bergabung dengan NATO. AS yang memberikan suaranya baru-baru ini.

AS menjadi anggota NATO terbaru yang mendukung kedua negara tersebut. Mengutip DW Indonesia, Kamis (4/8/2022), Presiden Joe Biden memuji pemungutan suara itu sebagai momen "bersejarah."

Senat Amerika Serikat pada Rabu 3 Agustus menyetujui rencana masuknya Finlandia dan Swedia ke NATO.

Sebelumnya negara-negara Nordik itu telah lama mempertahankan netralitasnya pada isu geopolitik. Kedua negara meluncurkan tawaran untuk bergabung dengan aliansi 30-anggota sehubungan dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Pemungutan suara pada Rabu dengan mudah melampaui mayoritas dua pertiga yang diperlukan untuk mendukung ratifikasi dokumen aksesi, dengan 95 senator memberikan suara untuk mendukung. Hanya satu senator Republik, Josh Hawley, yang menentang pencalonan dua negara Eropa tersebut.

"Pemungutan suara bersejarah ini mengirimkan sinyal penting dari komitmen bipartisan AS yang berkelanjutan untuk NATO, dan untuk memastikan Aliansi kami siap menghadapi tantangan hari ini dan besok," kata Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Proses Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO

Ilustrasi NATO. (Pixabay)
Ilustrasi NATO. (Pixabay)

NATO secara resmi mengundang Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi itu pada akhir Juni. Pada tahap ini, kedua negara diizinkan untuk berpartisipasi dalam pertemuan aliansi.

Meski demikian, Kedua negara itu masih belum dilindungi oleh Pasal Lima yang menjadi aturan pertahanan kolektif NATO. Pasal ini menetapkan bahwa serangan terhadap salah satu anggotanya adalah serangan terhadap semua.

Semua, 30 negara anggota NATO harus menyetujui meratifikasi protokol aksesi untuk mengizinkan suatu negara bergabung dalam aliansi itu. Beberapa negara, termasuk Jerman, Kanada dan Italia, telah menyetujui ratifikasi tersebut.

Sebelumnya pada Rabu, Majelis Nasional Prancis memberikan suara mendukung keanggotaan NATO di Finlandia dan Swedia. Senat Prancis juga telah menyetujuinya dua minggu lalu.

Namun, Turki telah mengancam akan memblokir tawaran Stockholm dan Helsinki.

Ankara menuduh kedua negara mendukung apa yang dianggapnya organisasi teroris, termasuk Partai Pekerja Kurdistan (PKK), milisi YPG Kurdi yang aktif di Suriah utara dan gerakan Gulen.

Meskipun ketiga negara mencapai kesepakatan, Turki masih mengancam akan memblokir aksesi jika kedua negara Nordik tidak mengekstradisi tersangka yang dicari Ankara atas tuduhan terkait terorisme. 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kata Rusia

Ilustrasi Rusia. (Freepik/jannoon028)
Ilustrasi Rusia. (Freepik/jannoon028)

Rusia sempat memberi ancaman-ancaman jika Finlandia-Swedia masuk NATO, kini Presiden Vladimir Putin mulai memberikan nada berbeda. Ia mengaku tidak masalah jika dua negara itu bergabung ke NATO. 

Dilaporkan The Financial Times, Selasa (17/5/2022), Presiden Vladimir Putin berkata bahwa "tidak masalah" jika Finlandia-Swedia masuk NATO. Ia pun berkata penambahan anggota NATO "tidak memberikan ancaman langsung ke Rusia". 

Namun, Vladimir Putin berkata bahwa ekspansi infrastruktur militer kedua daerah itu bisa memicu respons dari Rusia.

Finlandia dan Rusia memiliki perbatasan darat. Selama puluhan tahun, Finlandia memilih netral dengan tidak masuk NATO, namun posisi itu berubah usai Rusia menginvasi Ukraina. 

The Wall Street Journal menyebut sejak tahun 1990-an, Finlandia telah melatih militernya agar bisa beroperasi dengan NATO. 

Survei di Finlandia oleh Yle juga menyebut 76 persen warga Finlandia mendukung agar masuk NATO. Padahal, jumlah yang mendukung baru 53 persen dari Februari lalu. 

Netralitas Swedia bahkan sudah berlangsung sekitar dua abad. Swedia memutuskan untuk bergabung dengan NATO setelah Rusia menyerang Ukraina karena tak ingin negara tersebut masuk dengan NATO. 

Rusia, China hingga Perang di Ukraina Jadi Sorotan NATO untuk Isu Keamanan Dunia

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)
Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)

Para pemimpin NATO mengakhiri pertemuan yang berlangsung selama tiga hari di Madrid pada Kamis (30/6). Aliansi kemanan negara-negara Barat itu akan memperkuat pertahanannya terhadap ancaman agresi Rusia, memperingatkan sejumlah tantangan global yang ditunjukkan China, serta mengundang negara netral, Filandia dan Swedia, untuk bergabung dengan persekutuan pertahanan itu.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut KTT itu sebagai momen bersejarah.

“Terakhir kali NATO menyusun pernyataan misi baru adalah 12 tahun lalu,” kata Biden, mengacu pada dokumen yang juga dikenal sebagai Konsep Strategis aliansi tersebut, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (3/7/2022).

“Saat itu, Rusia digambarkan sebagai mitra dan China tidak disebut (dalam dokumen konsep strategis). Dunia sudah berubah, berubah banyak sejak itu, dan NATO juga berubah. Pada KTT ini kami mengarahkan aliansi kami untuk menghadapi ancaman langsung dari Rusia terhadap Eropa, dan tantangan sistemik dari China terhadap tatanan dunia. Dan kami telah mengundang dua anggota baru untuk bergabung dengan NATO,” tambah Biden.

Biden mempertegas bahwa perang yang dilancarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina telah memperkuat NATO.

“Dia berusaha memperlemah kita, berharap agar tekad kita akan dipatahkan tetapi dia sekarang memperoleh hal yang dia tidak inginkan,” kata Biden. “Dia ingin terjadi 'Finlandisasi' pada NATO. Namun yang ia dapat adalah 'NATO-isasi dari' Finlandia.”

“Terakhir kali NATO menyusun pernyataan misi baru adalah 12 tahun lalu,” kata Biden, mengacu pada dokumen yang juga dikenal sebagai Konsep Strategis aliansi tersebut, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (3/7/2022).

“Saat itu, Rusia digambarkan sebagai mitra dan China tidak disebut (dalam dokumen konsep strategis). Dunia sudah berubah, berubah banyak sejak itu, dan NATO juga berubah. Pada KTT ini kami mengarahkan aliansi kami untuk menghadapi ancaman langsung dari Rusia terhadap Eropa, dan tantangan sistemik dari China terhadap tatanan dunia. Dan kami telah mengundang dua anggota baru untuk bergabung dengan NATO,” tambah Biden.

Biden mempertegas bahwa perang yang dilancarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina telah memperkuat NATO.

“Dia berusaha memperlemah kita, berharap agar tekad kita akan dipatahkan tetapi dia sekarang memperoleh hal yang dia tidak inginkan,” kata Biden. “Dia ingin terjadi 'Finlandisasi' pada NATO. Namun yang ia dapat adalah 'NATO-isasi dari' Finlandia.”

Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO
Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya