Liputan6.com, Kyiv - Kota-kota di Ukraina sedang dihujani serangan oleh Rusia. Ibu kota Kiev termasuk yang menjadi sasaran dan sejumlah warga tewas. Serangan ini terjadi setelah Ukraina berhasil menghancurkan jembatan Krimea.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata Rusia berusaha menumpas negaranya. Ia lantas meminta agar masyarakat tetap tabah dan berada di bomb shelter. Lokasi bomb shelter tersebar di berbagai titik di Ukraina.Â
Advertisement
Baca Juga
"Hari ke-229 dari perang skala penuh. Pada hari ke-229, mereka mencoba menghancurkan kita dan memberantas kita dari muka bumi. Secara keseluruhan. Menghancurkan orang-orang yang tidur di rumahnya di Zaporizhzhia. Membunuh orang-orang yang berangkat kerja di Dnipro dan Kiev," ujar Presiden Volodymyr Zelensky via Telegram, Senin (10/10/2022).
"Sayangnya, ada yang meninggal dan terluka. Tolong jangan meninggalkan shelter. Jaga dirimu dan orang-orang tercintamu. Mari bertahan dan tetap kuat," ujar Presiden Zelensky. Ia pun memposting video serangan di Telegramnya.
Melalui Twitter, akun pemerintah Ukraina menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai sosok pengecut karena membalas serangan Ukraina terhadap warga sipil.
"Dikalahkan oleh Angkatan Bersenjata di medan tempur, Putin yang pengecut merespons dengan teror melawan rakyat sipil yang damai dan kota-kota Ukrainia. Kita tidak akan menyerah," ujar akun Twitter @Ukraine.Â
Pihak pemerintah pun meminta agar Ukraina dipersenjatai dengan sistem pertahanan udara dan misil, serta agar negara-negara mengakui Rusia sebagai negara teroris.
Â
Korban Tewas Serangan Rudal Rusia ke Kiev Bertambah Jadi 8 Orang
Korban tewas akibat serangan udara di Kiev Ukraina bertambah menjadi delapan warga sipil.
Tak hanya itu, serangan dari Rusia ini juga membuat 24 luka-luka, kata seorang Rostyslav Smyrnov, asisten Menteri Dalam Negeri Ukraina, dikutip dari laman BBC, Senin (10/10/2022).Â
Enam mobil terbakar setelah serangan roket itu mendarat dan lebih dari 15 kendaraan lainnya rusak, kata Rostyslav Smyrnov dalam sebuah posting Facebook.
Dia menambahkan bahwa 30 pekerja layanan darurat dan enam unit tanggap darurat datang ke tempat kejadian di distrik Shevchenkivskyy Kiev.
Walikota Kiev Vitaliy Klitschko mengatakan, ledakan menghantam distrik Shevchenkivskyy di pusat kota.
Dua ledakan terdengar di pusat Kiev sekitar pukul 08:00 waktu setempat. Ledakan tersebut direkam oleh jurnalis BBC yang kala itu tengah berada di balcon hotel.
"Kami menyaksikan salah satu serangan rudal. Sirene serangan udara terdengar sekitar 90 menit sebelumnya," kata jurnalis BBC.
Ini adalah pertama kalinya Kiev dihantam serangan selama beberapa bulan, seperti dikutip dari BBC, Senin (10/10/2022).
Gambar dan video di media sosial menunjukkan asap membubung di atas gedung-gedung di beberapa bagian kota Kiev.
Advertisement
Serangan Serupa di Lviv
Selain menyerang ibu kota Kiev, Rusia dilaporkan turut melakukan serangan di Lviv, wilayah barat Ukraina.
Serangan ini dilakukan di hari yang sama setelah Kiev dihantam serangan udara yang menewaskan warga sipil.
"Sejauh ini kami telah menerima laporan tentang serangan di pusat negara, Zaporizhizia dan sekarang Lviv, di barat Ukraina," lapor BBC, Senin (10/10).
Gubernur Lviv telah mengkonfirmasi di Telegram bahwa kota dekat perbatasan dengan Polandia itu terkena serangan pagi ini.
Andriy Sadovy memberikan peringatan kepada penduduk di kota tersebut untuk mengungsi ke luar bangunan.
Dia juga mengatakan bahwa pemadaman sinyal ponsel bersifat sementara dan akan dipulihkan sesegera mungkin.
Ledakan di Jembatan Krimea
Sebelum serangan udara di Kiev, jembatan yang menghubungkan Krimea ke Rusia terbakar pada Sabtu pagi dan menyebabkan lalu lintas terhenti.
Jembatan Kerch, sepasang jembatan paralel untuk jalan dan jalur kereta api, adalah rute pasokan utama bagi Rusia yang dibangun setelah pencaplokan Krimea pada 2014, Anadolu Ajansi mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (10/9).
Rekaman dan gambar yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan bahwa bagian jalan runtuh dan gerbong kereta api terbakar di jembatan terpanjang di Eropa itu.
Sebuah ledakan besar terdengar sebelum kebakaran besar terjadi, menurut saksi mata dan rekaman video.
Layanan kereta api ke Krimea untuk sementara dihentikan setelah ledakan dan penjualan tiket dihentikan sementara, menurut Russian Railways.
Pihak berwenang juga membatalkan perjalanan bus dari Krimea.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pembentukan komisi negara untuk menyelidiki insiden tersebut, menurut laporan kantor berita resmi TASS berdasarkan keterangan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Oleg Kryuchkov, seorang penasihat kepemimpinan Krimea, mengatakan di Telegram bahwa tangki penyimpanan bahan bakar telah terbakar, menurut laporan awal.
"Terlalu dini untuk berbicara tentang penyebab dan konsekuensinya. Pemadaman api sedang berlangsung," kata dia.
Advertisement