Liputan6.com, Moskow - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Kamis (31/3/2023) mengklarifikasi bahwa Rusia akan tetap berbagi informasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait uji coba rudal. Namun, bukan di bawah kerangka perjanjian New START yang telah ditangguhkan Presiden Vladimir Putin, melainkan sejalan dengan perjanjian AS-Uni Soviet tahun 1988.Â
Ryabkov tidak menjelaskan lebih lanjut soal ketentuan apa saja yang ada dalam perjanjian AS-Uni Soviet tersebut.
Putin menangguhkan partisipasi negaranya dalam perjanjian New START bulan lalu. Dia mengatakan bahwa Rusia tidak dapat mengizinkan inspeksi AS terhadap situs nuklirnya pada saat Washington dan sekutu NATO-nya secara terbuka menyatakan kekalahan Moskow di Ukraina sebagai tujuan mereka. Demikian seperti dilansir AP, Jumat (31/3).
Advertisement
Rusia menekankan bahwa mereka tidak menarik diri dari pakta tersebut dan akan terus menghormati batasan atas senjata nuklir yang ditetapkan.
Awal pekan ini, AS mengumumkan bahwa Moskow dan Washington telah berhenti berbagi data senjata nuklir seperti yang diamanatkan oleh New START. Pejabat AS mengatakan, Washington telah menawarkan untuk terus memberikan informasi meski Putin menangguhkan partisipasi Rusia, tetapi Moskow menyatakan tidak akan melakukannya.
Â
Berbagi Informasi Merupakan Elemen Penting untuk Menjaga Stabilitas
Penghentian pertukaran informasi di bawah pakta New START dinilai merupakan upaya lain oleh Kremlin untuk mencegah Barat meningkatkan dukungannya ke Ukraina. Akhir pekan lalu, Putin mengumumkan pengerahan senjata nuklir taktis ke wilayah sekutu Rusia, Belarus.
Di bawah New START, AS dan Rusia tidak hanya berbagi informasi soal kekuatan nuklir masing-masing yang secara rutin dirilis setiap enam bulan, namun mereka juga bertukar informasi terkait penyebaran senjata nuklir dan peringatan sebelum melakukan uji coba rudal.
Pemberitahuan semacam itu telah menjadi elemen penting dari strategi stabilitas selama beberapa dekade, memungkinkan Moskow dan Washington menafsirkan dengan benar langkah satu sama lain dan memastikan tidak ada negara yang salah paham soal uji coba rudal dengan menganggapnya sebagai serangan.
Advertisement