Mantan Menlu Austria Ini Pernah Dansa dengan Putin, Kini Pindah ke Rusia dan Dirikan Think Tank

Pada tahun 2018, Kari Kneissl, yang saat itu menjabat sebagai menteri luar negeri Austria menjadi berita utama ketika dia mengundang Presiden Vladimir Putin ke pernikahannya. Keputusannya menuai kritik luas.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Sep 2023, 14:03 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2023, 14:03 WIB
Karin Kneissl, mantan menteri luar negeri Austria, saat berdansa dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari pernikahannya Agustus 2018. (Dok. Roland Schlager/AFP)
Karin Kneissl, mantan menteri luar negeri Austria, saat berdansa dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari pernikahannya Agustus 2018. (Dok. Roland Schlager/AFP)

Liputan6.com, Moskow - Mantan Menteri Luar Negeri Austria Karin Kneissl yang menjadi terkenal pada tahun 2018 karena berdansa dengan Presiden Vladimir Putin pada hari pernikahannya dilaporkan telah pindah ke St Petersburg, Rusia. Tidak lupa dia membawa kuda poninya, yang diterbangkan dengan pesawat militer Rusia.

Pada tahun 2018, Karin, yang saat itu menjabat sebagai menteri luar negeri Austria -sebuah negara netral- menjadi berita utama ketika dia mengundang Putin ke pernikahannya. Keputusannya menuai kritik luas.

Pasalnya, itu terjadi hanya beberapa bulan setelah sejumlah negara Uni Eropa -kecuali Austria- mengusir diplomat Rusia sebagai tanggapan terhadap serangan ke Sergei Skripal di Salisbury.

Wanita berusia 58 tahun itu kemudian mundur pada tahun berikutnya. Karin yang dinilai sebagai sosok kontroversial di negaranya sendiri lalu pindah ke Prancis pada September 2020 dan menjadi kolumnis tamu untuk Russia Today, media yang diyakini kuat sebagai bagian dari propaganda Kremlin.

Dalam unggahannya di Telegram pada Rabu (13/9/2023), dia mengungkapkan keterkejutannya karena kepindahannya ke Rusia dimaknai secara politis. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sebelumnya dia telah memindahkan buku, pakaian, dan kuda poninya dari Marseille ke Beirut, Lebanon, dengan DHL pada Juni 2022 setelah "diusir" dari Prancis.

Lebanon, katanya, hanyalah tujuan sementara dan dia bepergian ke Rusia setiap enam pekan untuk bekerja. Di negara pimpinan Putin itu, Karin mendirikan sebuah think tank atau wadah pemikir.

"Karena sanksi maka tidak ada penerbangan maupun DHL," tulisnya, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (16/9). "Oleh karena itu, saya mengambil opsi penerbangan ke Rusia dari Suriah."

Menurut laporan situs investigasi Rusia, The Insider, pekan lalu, dua ekor kuda poni Karin diterbangkan ke St Petersburg dengan pesawat militer dari pangkalan udara Rusia di Hmeimim, Suriah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mendirikan Gorki Centre

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)
Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)

Pada Juni 2023, Karin meluncurkan Gorki Centre – sebuah think tank yang terhubung dengan Universitas St Petersburg. Gorki Centre didirikan untuk membantu menentukan kebijakan Rusia dengan fokus pada Timur Dekat dan Timur Tengah.

Pada tahun 2021, Karin bergabung dengan dewan direksi raksasa minyak Rusia, Rosneft.

Dia mengundurkan diri pada Mei 2022 setelah Parlemen Eropa mengeluarkan resolusi yang mengancam sanksi terhadap orang-orang Eropa yang masih menjadi dewan direksi perusahaan-perusahaan besar Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya