Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan tim keamanan nasionalnya langsung menggelar rapat guna memantau serangan udara Iran terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024).
Biden mempersingkat masa tinggalnya di rumah pada akhir pekan yang terletak di pantai Delaware untuk bertemu dengan tim keamanan nasional di Gedung Putih.
Baca Juga
Setelah itu, Biden kembali ke Washington beberapa menit sebelum para pejabat Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah mendeteksi drone Iran menyerang wilayahnya, dikutip dari laman AP, Minggu (14/4).
Advertisement
Serangan tersebut menandai pertama kalinya Iran melancarkan aksi militer langsung terhadap Israel, yang berisiko menimbulkan konflik regional yang lebih luas.
Selama berhari-hari, AS dan Israel sudah bersiap menghadapi serangan yang diklaim oleh Iran sebagai pembalasan atas insiden di Suriah.
Sebelumnya, gedung konsulat Iran di Suriah diserang oleh Israel dan menewaskan belasan orang.
Pentagon melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin sudah berbicara dengan rekannya dari Israel untuk membahas ancaman regional yang mendesak dan menjelaskan bahwa Israel dapat mengandalkan dukungan penuh AS untuk membela diri.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan juga berbicara dengan penasihatnya untuk memperkuat komitmen kuat Washington terhadap keamanan Israel.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson mengatakan dalam pernyataan bahwa Iran telah memulai serangan udara terhadap Israel.
Dia menambahkan: “Amerika Serikat akan mendukung rakyat Israel dan mendukung pertahanan mereka terhadap ancaman dari Iran.”
Sekjen PBB Antonio Guterres Kutuk Serangan Iran ke Israel
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk serangan Republik Islam Iran yang menargetkan Israel.
"Saya mengutuk keras eskalasi serius yang ditunjukkan dengan serangan besar-besaran yang dilancarkan Republik Islam Iran terhadap Israel malam ini. Saya menyerukan penghentian segera permusuhan ini," kata Antonio Guterres.
"Saya sangat khawatir mengenai bahaya nyata dari eskalasi yang menghancurkan di seluruh kawasan."
"Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin guna menghindari tindakan apa pun yang dapat mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di berbagai bidang di Timur Tengah."
Sekjen Antonio Guterres juga menyatakan pernyataan secara berulang bahwa kawasan maupun dunia tidak mampu melakukan perang lagi.
Advertisement