Hari Perawat Nasional: Berjuang di Garda Terdepan Hadapi COVID-19 hingga Titik Penghabisan

Sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan COVID-19, peran dan profesionalitas perawat tidak bisa dipandang sebelah mata.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 17 Mar 2021, 11:34 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2021, 11:34 WIB
Krisis tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan beristirahat setelah tes swab massal di Puskesmas Ciganjur, Jakarta, Kamis (7/1/2020). Lonjakan kasus virus corona berpotensi terjadinya krisis tenaga kesehatan (nakes) karena banyak yang tertular dan gugur saat menangani pasien Covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan COVID-19, peran dan profesionalitas perawat tidak bisa dipandang sebelah mata. Para perawat senantiasa merawat para pasien meski berhadapan dengan kemungkinan terpapar virus Corona baru serta segala risiko berat yang bisa timbul.

Walau telah berganti tahun, pandemi masih berlangsung. Catatan organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menunjukkan, 274 perawat meninggal dunia kala menangani pandemi COVID-19 di Indonesia. Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah pun mengungkap, lebih dari 15 ribu perawat di Tanah Air dilaporka terjangkit COVID-19.

Pandemi COVID-19 adalah pengingat dari peran vital perawat. Perawat menjadi sosok yangpaling dekat dan selalu berada di dekat pasien. Tanpa perawat dan petugas kesehatan lainnya,korban dari pandemi bisa lebih besar. “Dalam tugas dan fungsinya, perawat memiliki peranpenting dalam upaya kuratif dan rehabilitatif. Hal ini berdasar pada Undang-undang No. 36Tahun 2009 tentang Kesehatan,” jelas Harif Fadhillah, mengutip keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.

Selain peran tersebut, perawat juga memiliki fungsi preventif dan promotif. “Berdasar pada Undang-undang No. 38 Tahun 2014, keperawatan berperan sangat penting di dalam pembangunan kesehatan masyarakat dalam bentuk asuhan keperawatan kesehatan masyarakat. Salah satunya membantu case finding atau penemuan kasus yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Dalam konteks pandemi, perawat juga berperan dalam proses 3T,” ungkap Harif Fadhillah.

 

Simak Juga Video Berikut Ini

Kualitas Perawat Indonesia Mumpuni

Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari satu juta perawat. Dalam jajaran tenaga kesehatan, perawat merupakan yang paling banyak dan penyebaran yang luas dari Sabang sampaiMerauke. Secara kualitas, Harif Fadhillah mengungkapkan bahwa perawat Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni.

“Jepang merupakan salah satu negara yang mengimpor perawat Indonesia. Bukti kualitas perawat nasional di kancah global,” ujarnya.

Selaras dengan pentingnya peran perawat di masa pandemi ini, WHO memberikanimbauan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja perawat serta semua petugas kesehatan. Termasuk memastikan akses tanpa hambata nke alat pelindung diri (APD). Kemudian perawat dan semua petugas kesehatan mendapatkan fasilitas kesehatan mental, pembayaran tepat waktu, cuti sakit, dan asuransi.

WHO juga mengimbau agar perawat diberikan akses pada pengetahuan dan panduan terbaruyang diperlukan guna menanggapi semua kebutuhan kesehatan, termasuk wabah. Danperawat diberi dukungan keuangan dan sumber daya lain yang diperlukan untuk membantumerespons dan mengendalikan COVID-19 dan jika ada wabah di masa depan.

PPNI, tambah Harif Fadhillah, selama beberapa tahun belakangan juga terus mengadvokasiterkait standarisasi, peningkatan kompetensi, dan kesejahteraan profesi perawat. Beberapadiantaranya dengan mendorong adanya revitalisasi fungsi perawat di Puskesmas dan adanyaPerawat Desa.

“Dengan perawat yang kompeten, berkualitas, dan sejahtera maka fungsi preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat bisasemakin maksimal,“ tutupnya.

 

Infografis

Vaksinasi Nakes
Infografis Perjalanan Sejuta Tenaga Kesehatan Divaksinasi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya