Liputan6.com, Jakarta Indonesia siap memberangkatkan 90 personel tim medis untuk membantu korban Gempa Turki dan Suriah. Jumlah 90 personel tim medis ini merupakan total gabungan personel dari beberapa kementerian/lembaga dan institusi.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari memaparkan, 90 personel tim medis tersebut terbagi ke dalam Emergency Medical Team (EMT) dan Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR).
Baca Juga
Dalam hal ini, Emergency Medical Team (EMT) berupa tenaga medis, dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) dikoordinasikan oleh BASARNAS.
Advertisement
Selain itu, ada pula tambahan personel lain dari organisasi masyarakat. Sebagai informasi, seluruh personel tim medis yang segera diberangkatkan telah mempunyai sertifikasi penanganan kegawatdaruratan bencana.
"Tim EMT setidaknya beranggotakan 90 orang yang sudah diidentifikasi saat ini. Ini beranggotakan dari Kemenkes, TNI Polri, dan organisasi masyarakat yang juga berkualifikasi dalam emergency medical rescue responses," papar Aam, sapaan akrabnya saat Konferensi Pers Bantuan Kemanusiaan Indonesia Untuk Pemerintah Turki di Graha BNPB Jakarta, Kamis (9/2/2023).
"Sehingga nanti benar-benar bisa berperan secara optimal ketika sampai di lokasi terdampak (Gempa Turki dan Suriah)."
Bawa Perangkat Unit Rumah Sakit Lapangan
Emergency Medical Team (EMT) yang diberangkatkan untuk membantu korban Gempa Turki dan Suriah juga membawa perlengkapan medis dan obat-obatan. Bahkan turut membawa unit untuk pendirian Rumah Sakit Lapangan.
Seperangkat unit Rumah Sakit Lapangan untuk melakukan operasi medis penyelamatan di lokasi terdampak bencana gempa.
"Tim EMT akan secara optimal, secara lengkap membawa alat perangkat medis dan obat-obatan beserta satu paket unit Rumah Sakit lapangan yang difasilitasi lengkap dengan fasilitas dan kemampuan serta kapabilitas untuk melakukan operasi pertolongan korban, operasi medis secara darurat di lapangan,” lanjut Abdul Muhari.
“Sehingga kita harapkan personel alat perangkat dan Rumah Sakit lapangan ini nantinya benar-benar bisa berfungsi optimal dalam mendukung operasi penyelamatan korban di daerah terdampak di Turki."
Seperti diketahui, jumlah update korban tewas gempa di Turki dan Suriah yang terjadi pada Senin 6 Februari 2023 terus bertambah. Pada Kamis (9/2/2023) siang, mengutip NBC, dilaporkan telah melonjak melewati 15.500.
Di Suriah, 2.992 kematian telah dilaporkan, dan pejabat Turki mengatakan jumlah korban di negara itu adalah 12.873. Secara keseluruhan, 15.867 nyawa melayang dalam bencana yang melukai ribuan lainnya.
Advertisement
Daftar Kebutuhan Mendesak
BNPB juga akan mengirimkan total 70 ton bantuan logistik untuk membantu penanganan pascagempa di Turki dan Suriah. Puluhan ton logistik tersebut akan dibawa oleh 4 pesawat Hercules milik TNI AU.
"Logistik permakanan dan peralatan akan dikirimkan secara langsung dari Indonesia menggunakan 2 unit pesawat ke masing-masing negara, jadi total 4 unit pesawat dengan total dukungan logistik sebesar 70 ton untuk masing-masing negara Turki dan Suriah," Abdul Muhari menambahkan.
Dukungan logistik baik makanan siap saji maupun peralatan yang dibutuhkan telah disesuaikan sebagaimana daftar kebutuhan mendesak yang disampaikan kepada Pemerintah Indonesia.
Daftar kebutuhan mendesak dari Turki dan Suriah antara lain, matras, selimut hangat, baju dan sepatu musim dingin, paket makanan dan kebersihan diri, pampers dewasa dan anak, obat-obatan, perangkat tenaga surya seperti lampu, energi dalam kecil atau besar, tenda keluarga, alat pengeruk reruntuhan, alat P3K, serta genset.
Genset dinilai diperlukan lantaran di Turki saat ini sedang dilanda musim dingin sehingga dapat membantu untuk menghadapi kondisi puncak musim dingin di negara tersebut.
"Kita akan membawa makanan siap saji dari Indonesia dalam jumlah yang kita perkirakan dalam beberapa tahap nanti bisa mencukupi di daerah operasi. Dan juga alat perangkat yang dibutuhkan sesuai list (daftar) yang disampaikan kepada pemerintah Indonesia," terang Aam.