Liputan6.com, Jakarta - Jepang telah sangat berhati-hati dalam membuka perbatasannya selama pandemi COVID-19. Ini juga terkait kebijakan untuk kembali menerima kunjungan turis asing di masa krisis kesehatan global.
Melansir SCMP, Selasa, 23 November 2021, operator perjalanan di Jepang sedang mempersiapkan antisipasi kembalinya wisatawan mancanegara dengan uji coba grup wisata berskala kecil. Menurut pihaknya, ini akan menyerupai "gaya berwisata di Korea Utara."
Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk Jepang kembali menerima kunjungan turis asing, meski sektor perjalanan melihat harapan dalam pelonggaran pembatasan pada 8 November. Ini merujuk pada pemangkasan periode karantina COVID-19 untuk pelancong bisnis yang sudah divaksin, serta memungkinkan kembalinya siswa internasional dan pekerja magang dengan visa yang sah.
Advertisement
Baca Juga
Di samping itu, kuota harian orang yang diizinkan masuk ke Negeri Sakura pada 26 November akan meningkat jadi lima ribu dari semula 3,5 ribu orang. Aturan demi aturan ini lebih meningkatkan harapan bahwa lebih banyak pembatasan akan segera dicabut.
Meski kasus dan kematian COVID-19 turun secara dramatis di seluruh Jepang ketika vaksinasi diperluas untuk mencakup lebih dari 75 persen populasi, pemerintah tetap bungkam tentang rencana pembukaan kembali perbatasannya. Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO) pun belum mau berkomentar tentang ini.
Tapi, seorang sumber dalam industri mengatakan pada This Week In Asia bahwa agen tur domestik diminta menjalankan program uji coba tur skala kecil yang disaring secara ketat untuk turis luar negeri. Pelancong dilaporkan akan diminta tiba melalui penerbangan dan melakukan perjalanan dengan bus wisata khusus yang akan dilarang berhenti di setiap kota besar.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aturan Perjalanan Grup Wisata ala Korea Utara
Sebagai gantinya, grup wisata itu akan dibawa ke bagian Jepang yang tidak terlalu padat penduduknya, seperti daerah pedesaan di Prefektur Chiba, Niigata, dan Nagano. Juga, akan diminta tetap berada di dalam hotel atau resor mereka.
"Mereka akan dikontrol dan para pelancong tidak akan diizinkan menyimpang dari rencana sama sekali," kata orang dalam industri tersebut. "Tapi bagi kami, itu tidak ada gunanya. Ini tidak perlu."
Ia menyambung, "Aturan (seharusnya) siapa pun yang telah menerima dua dosis vaksin dan dapat menunjukkan bahwa mereka baik-baik saja harus diizinkan masuk ke Jepang. Jika tidak memenuhi kriteria itu, mereka tidak boleh masuk."
Diharapkan akan dimulai pada Desember dan berlanjut hingga awal tahun depan, uji coba kelompok wisata yang dikontrol ketat dipandang sebagai pendahulu dari pembukaan kembali Jepang secara bertahap untuk pariwisata internasional. Berdasarkan prediksi industri, Jepang akan membuka perbatasannya untuk turis asing pada Maret atau April jika jumlah infeksi tetap rendah.
Advertisement
Mulai Promosi Lagi
Perusahaan perjalanan Jepang telah bersiap-siap mengantisipasi dimulainya kembali pariwisata. Operator bandara regional Mitsubishi Estate Co menandatangani perjanjian bulan ini dengan agen perjalanan China Trip.com.
Keduanya mempromosikan Jepang sebagai tujuan perjalanan, dan jalur pelayaran melanjutkan operasi domestik sejak September dengan langkah-langkah keamanan COVID-19 yang baru. Maskapai Zipair, anak perusahaan Japan Airlines, juga mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka akan meluncurkan layanan berbiaya rendah antara Tokyo dan Los Angeles pada bulan Desember.
Inisiasi itu membuat mereka jadi maskapai penerbangan hemat pertama yang menghubungkan Asia dengan Amerika Utara. Tadokoro Akito, direktur Konvensi Tokyo dan Biro Pengunjung, mengkonfirmasi harapan industri akan dibukanya kembali Jepang untuk liburan musim semi, dengan perkiraan dominasi turis dari Hong Kong dan daratan China.
Infografis Strategi Cegah Lonjakan Kasus dan Gelombang 3 COVID-19 Saat Libur Nataru
Advertisement