Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan secara terang-terangan menyatakan dukungannya untuk capres petahana Joko Widodo atau Jokowi dalam Pilpres 2019. Sikap politiknya ini berbeda dari partainya yang mengusung pasangan Prabowo-Sandi.
Konsekuensinya, ada petisi yang ditandatangani 100 pengurus PAN se-Indonesia yang menuntut pemecatan dirinya. Namun, Bara menegaskan alasan mendukung Jokowi karena mengikuti isi hatinya.
Baca Juga
Jokowi Turun Gunung di Jakarta dan Jateng, PDIP: Tanda Elektabilitas RK dan Luthfi Merosot
Top 3 Berita Hari Ini: Demi Dukung Maarten Paes di Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Model Top Luna Bijl Datang ke Jakarta
4 Fakta Pertemuan Jokowi dan Ridwan Kamil di Jakarta, Ajak Blusukan hingga Undang Kampanye Akbar
"Itu hati nurani yang bicara," ujarnya ditemui usai menghadiri rapat internal petinggi PAN di Jalan Daksa I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (4/5/2019).
Advertisement
Dalam rapat tersebut, Bara juga mengaku tak ditegur oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan terkait sikap politiknya. Apalagi tak hanya dirinya politikus PAN yang mendukung Jokowi, ada juga Soetrisno Bachir dan Wali Kota Bogor Bima Arya.
"Bima Arya Wali Kota Bogor malah dia bikin acara lagi. Saya enggak pernah bikin acara ikut kampanye Jokowi, kenapa saya yang diminta dipecat?" tanya Bara Hasibuan.
Yang jelas, saat rapat internal bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Bara mengaku tak ada teguran terkait sikap politiknya, kendati ada petisi yang menuntut dia dipecat dari PAN. Dalam rapat tersebut, Bara mengatakan mereka malah banyak tertawa.
"Enggak ada tadi (teguran), enggak ada. Tadi ketawa-ketawa aja. Enggak ada sama sekali (teguran maupun peringatan), kita hanya evaluasi dapil soal kursi," jelas Bara.
Terkait petisi yang menuntut pemecatan dirinya, Bara Hasibuan mengaku tak dibahas dalam rapat pimpinan PAN. Petisi itu juga belum resmi dibahas di DPP.
"Setahu saya belum secara resmi dibahas di DPP. Kita enggak tahu kapan," jelasnya.
Komitmen Sampai Pilpres
Terkait kemungkinan PAN akan menyeberang ke kubu Jokowi-Ma'ruf, Bara mengatakan segala kemungkinan bisa terjadi. Karena komitmen partainya mengusung Prabowo-Sandi hanya sampai Pilpres 2019.
"Komitmen kita kan hanya sampai pilpres dan setelah itu secara de facto pilpres sudah selesai walau secara resmi kita masih tunggu perhitungan KPU. Setelah itu kita punya aktivitas untuk tentukan sesuatu dong, apa yang kita pikir terbaik bagi kita lima tahun ke depan, kontribusi apa yang bisa kita berikan untuk bangsa ini, apa di dalam atau di luar pemerintahan," pungkas Bara.
Reporter: Hari Ariyanti
Advertisement