Mengenal Mutimualo, Ritual Mandi Bersama Pelarung Duka

Ritual mutimualo mampu melarung kesedihan usai ditinggal anggota keluarga yang meninggal dunia.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 21 Mar 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 17:00 WIB
Ritual Mutimualo
Foto: Arfandi Ibrahim/ Liputan6.com

Liputan6.com, Gorontalo - Mutimualo, begitu orang Gorontalo menyebutnya. Itu adalah ritual mandi bersama yang digelar saat ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Konon,  mampu melarung kesedihan usai ditinggal anggota keluarga yang meninggal dunia.

Rostin Tanif, salah seorang pemangku adat di Gorontalo mengatakan, ritual mutimualo biasa dilakukan tepat tujuh hari sejak meninggalnya anggota keluarga yang bersangkutan. Saat itu seluruh anggota keluarga yang ditinggalkan harus mandi bersama di sungai.

Tidak sembarang mandi, acara itu harus dipimpin pemangku adat dan satu per satu anggota keluarga mendapat percikan air dari sang pemangku adat.

Seluruh anggota keluarga berjalan bersama meninggalkan rumah menuju sungai yang menjadi lokasi prosesi ritual. Saat keluar rumah, mereka harus lewat pintu depan dan saat kembali dari prosesi harus masuk lewat pintu belakang.

Selain mampu melarung kesedihan, ritual mandi bersama ini juga diyakini bisa membuat anggota keluarga yang berduka menjadi sehat, badan terasa segar, pikiran jernih, dan duka terhapuskan.

"Kami percaya, bahwa kesedihan akibat kehilangan anggota keluarga bisa larut dalam air yang disiramkan saat kami mendi," ungkap Rostin Tanif.

 

Bentuk Keikhlasan

Ritual Mutimualo
Foto: Arfandi Ibrahim/ Liputan6.com

Rostin juga mengatakan, ritual ini masih sebagian besar dilaksanakan oleh masyarakat Gorontalo, ritual ini sebagai bentuk keikhlasan pihak keluarga yang ditinggalkan oleh anggota keluarga.

"Karena ketika ritual ini tidak dilakukan, maka selama itu pula pihak keluarga akan dihantui rasa sedih yang tidak akan pernah ada habisanya, keluarga yang meninggal itu akan selalu terbayang setiap saat," tambahnya.

Tidak hanya itu, sebelumnya melaksanakan ritual tersebut, pihak keluarga harus menyediakan tiga butir kelapa yang belum dikupas. Ketiga kelapa itu diikat untuk kemudian dijadikan tempat duduk bagi suami atau istri yang ditinggalkan sang mendiang. Anggota keluarga lainnya menyediakan daun puring, sisiru (tapis beras), parang, serta sebutir kelapa yang telah dikupas.

Selain itu di tengah prosesi mandi bersama, baju anggota keluarga yang sudah meninggal dihanyutkan. Baju-baju tersebut disertakan pada benda-benda lain yang sudah disiapkan untuk dihanyutkan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya