Liputan6.com, Bandung - Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pengamatan hilal Syawal 1445 H/2024 di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Setiap tahunnya, Observatorium Bosscha jadi salah satu rujukan bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dan masyarakat umum.
Tim Observatorium Bosscha melaksanakan pengamatan hilal atau rukyatul hilal dilaksanakan pada 9 April 2024 mulai sore hari hingga bulan terbenam.
"Pengamatan bulan sabit itu ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi terhadap ketebalan sabit bulan, juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Syawal 1445 H," dikutip dari laman resmi Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa, 9 April 2024.
Advertisement
Pengamatan tersebut menggunakan teleskop refraktor berdiameter 66 mm. Teleskop ini dilengkapi detektor kamera berbasis CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor).
Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan kualitas tampilan sabit bulan. Perangkat lunak ini dikembangkan secara mandiri oleh peneliti di Observatorium Bosscha.
Tidak hanya di Lembang, Tim Observatorium Bosscha juga melakukan pengamatan hilal di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Di Kupang, pengamatan dilakukan dengan menggunakan teleskop refraktor berdiameter 106 mm.
Di Indonesia, pihak yang berwenang menentukan awal bulan Hijriah penting, seperti Syawal, adalah pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama Republik Indonesia dalam proses sidang isbat pada tanggal 9 April 2024.
"Tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang isbat. Hasil pengamatan sabit bulan dari Lembang dan Kupang akan disampaikan secara real-time dan terus diperbarui".
Kanwil Kemenag Jabar: 1 Syawal Jatuh Pada 10 April 2024
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat (Kanwil Kemenag Jabar), Ajam Mustajam, mengatakan tanggal 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024 Masehi.
Menurut Ajam, kemungkinan Hari Raya Idulfitri atau Lebaran ini bertepatan dengan 10 April 2024 berdasarkan peta visibilitas hilal yang sesuai dengan kriteria baru Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yakni posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
"Posisi hilal pada saat matahari terbenam di wilayah Indonesia, yakni hari Selasa tanggal 29 Ramadan 1445 H/9 April 2024 M, sudah memenuhi kriteria awal bulan baru, sehingga 1 Syawal 1445 H pada 10 April 2024," ujar Ajam dicuplik dari laman Kemenag Jabar, Selasa, 9 April 2024.
Meski telah disebutkan bahwa Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah jatuh pada 10 April 2024, Kanwil Kemenag Jabar tetap melakukan observasi hilal yang bekerja sama dengan Badan Hisab Rukyat Daerah Provinsi Jawa Barat pada tanggal 29 Ramadan 1445 H/9 April 2024 M, di 11 titik lokasi yang memenuhi standar untuk rukyatul hilal.
Kesebelas titik tersebut berada di POB Cibeas Palabuanratu Kabupaten Sukabumi, Bosscha Lembang Kabupaten Bandung Barat, Tower Observatory Hilal Manalusu Cikelet Kabupaten Garut, Pantai Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, Pantai Baro Gebang Kabupaten Cirebon, Pantai Pondok Bali Kabupaten Subang, Pasirlasih Kertamukti Kabupaten Pangandaran, Albiruni Unisba Kota Bandung, POB Gunung Putri Sukamanah Kota Banjar, SMK Asthahanas Subang dan Imah Noong Kabupaten Bandung Barat.
"Kepala Kemenag kabupaten dan kota, kepala KUA Kecamatan, diimbau agar mengoptimalkan peran dan fungsi para penyuluh agama Islam dalam pelaksanaan ibadah pada hari Raya Idul Fitri, baik sebagai imam dan atau khotib, maupun sebagai panitia atau jemaah dalam penyelenggaraan shalat Id pada 1 Syawal 1445 H," sebut Ajam.
Advertisement