Janji Pajak Donald Trump Bikin Indeks S&P Cetak Rekor

Donald Trump menjanjikan akan membuat pengumuman pajak yang besar dalam beberapa minggu ke depan. Hal ini yang berdampak ke indeks saham.

oleh Nurmayanti diperbarui 14 Feb 2017, 04:29 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2017, 04:29 WIB

Liputan6.com, New York - Indeks ekuitas Amerika Serikat (AS) mencetak rekor tertinggi, dengan nilai pasar pada S&P 500 mencapai US$ 20 triliun. Ini terpicu investor yang berspekulasi jika pemotongan pajak yang dijanjikan Presiden Donald Trump akan meningkatkan perekonomian AS.

Melansir laman Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,7 persen menjadi berakhir 20.412,16 poin, sementara S&P 500 menguat 0,52 persen menjadi 2.328,25 poin dan Nasdaq Composite bertambah 0,52 persen menjadi 5.763,96 poin.

Adapun  indeks keuangan S & P 500 melonjak 1,1 persen. Kenaikan saham salah satunya terjadi pada Citigroup yang naik 2,3 persen. Kenaikan juga terjadi pada sektor industri sebesar 1 persen. Dua sektor  ini yang terlihat mendapatkan banyak keuntungan dari kebijakan Trump.

Pada kamis pekan lalu, Trump menjanjikan akan membuat pengumuman pajak  yang besar dalam beberapa minggu ke depan. Pernyataan ini menambahkan bahan bakar bagi pasar untuk melaju, yang sebelumnya terhenti di tengah kekhawatiran tentang dampak potensial dari sikap pengetatan perdagangan proteksionis dan kurangnya kejelasan tentang reformasi kebijakan Trump lainnya.

Indeks S & P 500 telah naik sekitar 9 persen sejak Pemilu AS pada 8 November, didorong harapan jika Trump memang akan menurunkan pajak bagi perusahaan, serta peraturan bagi bank dan kenaikan belanja infrastruktur.

Trump juga diketahui telah mengadakan pertemuan dengan para eksekutif senior dari perusahaan mobil dan teknologi Silicon Valley.

"Hari demi hari, eksekutif perusahaan dari berbagai industri dibawa ke Gedung Putih untuk berkonsultasi dengan presiden. Bisnis tampaknya menjadi kembali terkendali, dan saya pikir itu sebabnya orang bersedia untuk membayar sedikit lebih untuk saham," kata Jamie Cox, Managing Partner Harris Financial Group di Richmond, Virginia.

Memang, penguatan data ekonomi dalam beberapa pekan terakhir didukung hasil kinerja perusahaan yang optimis. "Apa yang mendasari seluruh retorika Trump ini adalah bahwa fundamental di dunia, termasuk AS, menjadi lebih baik," kata Brent Schutte, Kepala Strategi Investasi di Northwestern Mutual Wealth Management.

Adapun saham yang menguat lainnya seperti milik Apple yang naik 0,9 persen dan ditutup pada rekor tinggi untuk pertama kalinya sejak 2015.

Sementara saham yang melemah adalah milik Verizon Communications yang turun 0,9 persen.Kemudian AT & T yang turun 1,8 persen, T-Mobile melemah 2,4 persen dan Sprint susut 1,3 persen.

Sekitar 6,3 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah 6,7 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.


Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya