Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) menargetkan pertumbuhan kredit 6 persen untuk tahun depan. Dengan target ini, Direktur Keuangan Bank Permata, Lea Kusumawijaya berharap pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) juga mengalami kenaikan.
Lea menuturkan, pendapatan bunga bersih berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan pinjaman. Namun, di sisi lain juga ada faktor pricing. Artinya, pendapatan bunga bersih merupakan komponen yang tidak hanya berasal dari pinjaman saja, tetapi juga sumber dana yakni dana pihak ketiga (DPK).
"Kita punya target untuk pertumbuhan loan di tahun depan kurang lebih seperti tadi saya sampaikan sejalan dengan target di market. Jadi harapannya bisa mencapai 6 persen atau lebih," kata dia dalam media gathering, Rabu (10/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Di sisi lain, Lea mengatakan NII sendiri juga akan dipengaruhi oleh cost of fund. Sehingga tahun depan Bank Permatajuga mencanangkan untuk tetap kita fokus pada perolehan dana pihak ketiga. Antara lain dari CASA, tabungan dan giro agar biaya dananya terjaga.
Hingga September 2021, Bank Permata mencetak laba usaha sebelum provisi sebesar Rp 3,5 triliun untuk periode sembilan bulan tahun ini, atau naik 28,2 persen yoy. Berasal dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang kuat.
"Ini sebenarnya juga disumbang oleh segmen retail banking dan wholesale banking,” kata Lea.
Pada periode yang sama, perseroan membukukan laba bersih Rp 430 miliar, meningkat signifikan 93 persen yoy, didukung oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 28 persen yoy.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham BNLI
Pada penutupan perdagangan Rabu, 10 November 2021, saham BNLI naik 0,28 persen ke posisi Rp 1.760 per saham. Saham BNLI dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.760 per saham.
Saham BNLI berada di level tertinggi Rp 1.785 dan terendah Rp 1.760 per saham. Total frekuensi perdagangan 131 kali dengan volume perdagangan 1.912. Nilai transaksi Rp 338,2 juta.
Advertisement