Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan kinerja keuangan posisif sepanjang 2022. Kinerja keuangan ditunjukkan dengan pertumbuhan pendapatan dan laba hingga double digit.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (27/2/2023), PT Matahari Department Store Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 6,45 triliun selama 2022. Pendapatan tumbuh 15,54 persen dari periode 2021 sebesar Rp 5,58 triliun.
Baca Juga
Beban pokok pendapatan tercatat Rp 2,05 triliun pada 2022. Beban pokok pendapatan naik 2,3 persen dari periode 2021 sebesar Rp 2 triliun. Dengan demikian, laba kotor tercatat Rp 4,40 triliun. Laba kotor bertambah 22,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 3,57 triliun.
Advertisement
Beban usaha naik 10,4 persen menjadi Rp 2,80 triliun pada 2022. Pada 2021, beban usaha perseroan Rp 2,54 triliun. Laba operasi naik 64,64 persen menjadi Rp 1,84 triliun pada 2022. Pada periode sama tahun lalu, perseroan membukukan laba operasi Rp 1,12 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 51,52 persen menjadi Rp 1,38 triliun pada 2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 912,85 miliar.
Laba bersih per saham dasar dan dilusi naik 65,81 persen menjadi Rp 582 per saham dari periode sama tahun lalu Rp 351.
Total ekuitas turun menjadi Rp 580,15 miliar pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 1 triliun. Total liabilitas bertambah menjadi Rp 5,17 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 4,84 triliun. Aset Matahari Department Storesusut menjadi Rp 5,75 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,85 triliun. Perseroan kantongi kas dan bank turun menjadi Rp 354,28 miliar pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 661,39 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 24 Februari 2022, saham LPPF melemah 0,50 persen ke posisi Rp 5.000 per saham. Kapitalisas pasar perseroan tercatat Rp 11,6 triliun.
Matahari Department Store Siapkan Rp 1 Triliun untuk Buyback Saham LPPF
Sebelumnya, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pembelian Kembali Saham akan dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/2017 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka Pembelian kembali saham akan dilaksanakan setelah perseroan memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang akan dilaksanakan pada 29 Maret 2023.
Pelaksanaan pembelian kembali Saham akan dilaksanakan paling lama 18 bulan terhitung sejak hari diselenggarakannya RUPST. Jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham adalah maksimal sebesar Rp 1 triliun.
Pembelian kembali saham akan dilakukan atas sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor dan ditempatkan Matahari Department Store dan akan dilakukan pada saham seri C. Harga pembeian kembali saham akan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Pelaksanaan pembelian kembali saham merupakan salah satu bentuk usaha Perseroan untuk meningkatkan nilai pemegang saham Perseroan sehingga akan memberikan fleksibilitas yang besar kepada Perseroan dalam mengelola modal untuk mencapai struktur permodalan yang lebih efisien,” ungkap Sekretaris Perusahaan, Miranti Hadisusilo dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/2/2023).
Perseroan berharap tidak akan terjadi penurunan pendapatan maupun perubahan pembiayaan perseroan secara signifikan akibat aksi ini. Sebagai gambaran, pada akhir Desember 2021 perseroan mencatat laba bersih Rp 351 per lembar.
Sedangkan proforma laba bersih per saham apabila pembelian kembali saham dilaksanakan (dengan asumsi jumlah pembelian kembali saham dilakukan dalam jumlah maksimum) adalah sebesar Rp 447. Selanjutnya, perseroan akan mengumumkan laporan kinerja tahun 2022 dan laba bersih per saham tahun untuk tahun buku 2022 pada 24 Februari 2023.
Advertisement
Panduan 2023
CEO Matahari, Terry O'Connor mengatakan, berlanjutnya pemulihan secara kuat adalah bukti dari bakat, komitmen serta semangat karyawan dalam budaya kerja ‘feel good’.
Menjelang 2023, anggaran awal berada pada level EBITDA Rp 2,4 hingga Rp 2,5 triliun, namun mengingat ketidakpastian global yang dapat berdampak secara nasional, membuat perseroan memutuskan untuk mengeluarkan panduan anggaran yang berhati-hati sebesar Rp 2,3 hingga Rp 2,4 triliun.
”Matahari berkomitmen atas Dividen tahun 2022 sebesar Rp 525 per saham pembayaran tertinggi hingga saat ini yang akan dibayarkan pada 2023, bergantung pada persetujuan yang diwajibkan, yang mempertajam komitmen kuat kami terhadap peningkatan pengembalian nilai pemegang saham secara keseluruhan,” ujar O’Connor dalam siaran pers, dikutip Sabtu (22/10/2022).
O’Connor menambahkan, Matahari berkomitmen untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui program pembelian kembali saham dan kebijakan dividen yang tinggi
Strategi 5 Tahun
Perseroan baru-baru ini meluncurkan kembali pemosisian merek, identitas, dan logo baru yang mewakili Matahari baru sebagai 'House of Specialists' yang berpusat pada pelanggan, omni-channel untuk melayani kebutuhan fesyen spesialis dari kelompok pelanggan terbesar di seluruh Indonesia.
Ini sejalan dengan strategi 5 tahun membangun pangsa pasar di pasar sasarannya sebagai merek ritel paling pervasif di sektornya.
Selain itu, Matahari berencana untuk membuka 12-15 gerai baru pada 2023 dengan 7 lokasi telah ditentukan dan juga telah meningkatkan peluang perluasan gerai dan penciptaan lapangan kerja.
Jumlah total gerai secara nasional pada akhir 2022 akan menjadi 148, tumbuh menjadi 160 atau lebih pada akhir 2023.
Advertisement