Wall Street Melejit, Investor Sambut Baik Pidato Ketua The Fed Jerome Powell

Tiga indeks acuan di wall street kompak menguat pada Jumat, 25 Agustus 2023 usai pidato Ketua the Fed Jerome Powell di Jackson Hole.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Agu 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2023, 07:00 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 25 Agustus 2023. (Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 25 Agustus 2023. Wall street melambung seiring pelaku pasar menyambut baik pernyataan ketua the Federal Reserve (the Fed).

Dikutip dari CNBC, Sabtu (26/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 0,7 persen atau 247,48 poin ke posisi 34.346,90. Indeks S&P 500 mendaki 0,7 persen ke posisi 4.40571. Indeks Nasdaq bertambah 0,9 persen ke posisi 13.590,65.

Penguatan tersebut membantu kedua indeks di wall street hentikan koreksi dalam tiga minggu berturut-turut. Akan tetapi, indeks Dow Jones mencatat koreksi dalam dua minggu berturut-turut.

Sektor energi dan konsumen indeks S&P 500 masing-masing naik 1 persen pada perdagangan Jumat pekan ini. Perusahaan minyak Valero Energy dan produsen mainan Hasbro termasuk di antara saham-saham yang memperoleh keuntungan terbesar jelang akhir pekan masing-masing naik 2,8 persen dan 5,7 persen.

Optimisme tersebut sebagian dipicu keyakinan Powell terhadap berlanjutnya pertumbuhan ekonomi di AS. Ia menyebutkan belanja konsumen “sangat kuat” dan tanda-tanda awal pemulihan di pasar perumahan. Powell tetap berkomitmen untuk menurunkan inflasi kembali ke target 2 persen.

“Perekonomian mungkin tidak melambat seperti yang diperkirakan sepanjang tahun ini, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) telah melampaui ekspektasi dan tren jangka panjang, dan data belanja konsumen baru-baru ini sangat kuat,” ujar dia.

Powell menambahkan, sektor perumahan menunjukkan tanda-tanda kembali meningkat setelah mengalami perlambatan tajam dalam 18 bulan terakhir.

Namun, Jerome Powell tidak memberikan indikasi yang jelas mengenai arah suku bunga. Sementara itu, LPL Financial Chief Global Strategist Quincy Krosby menuturkan, kenaikan imbal hasil treasury akan menjadi kunci yang mendasari arah pasar.

“Terlepas dari alasan imbal hasil naik lebih tinggi yang mereka lakukan adalah memperketat kondisi keuangan karena biaya modal naik,” ujar Krosby.

Imbal Hasil Obligasi AS Merosot

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang menjadi acuan merosot ke posisi 4,233 persen pada Jumat, 25 Agustus 2023 usai sentuh level tertinggi pada awal pekan.

Beberapa investor menyatakan optimisme the Fed mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga.

“Mungkin masih ada satu atau dua yang tersisa,” ujar Direktur Rockefeller Asset Management, Alex Petone.

Sementara itu, CIO of Girard Timothy melihat komentar pejabat the Fed pada Jumat pekan ini mulai memberikan kepercayaan pasar kalau kenaikan suku bunga pada masa depan mungkin tidak diperlukan.

“Kami mendapatkan data yang perlu kami lihat seiring dengan pergerakan inflasi dari tingkat 9 persen menjadi 3 persen. Dan saya pikir pada titik ini, pertanyaannya sebenarnya hanya berkisar pada seberapa besar dampak yang ingin ditimpakan oleh the Fed  pada perekonomian untuk meningkatkan inflasi dari 3 persen menjadi 2 persen,” ujar dia.

Di sisi lain, indeks dolar Amerika Serikat naik 0,4 persen menjadi 104,42 di tengah pidato ketua the Fed Jerome Powell di Jackson Hole. Indeks dolar AS berada di level tertinggi sejak 16 Maret saat itu ditransaksikan di posisi 104,62.

Penutupan Wall Street pada 24 Agustus 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada penutupan perdagangan saham Kamis, 24 Agustus 2023. Koreksi wall street terjadi setelah reli saham teknologi usai kenaikan saham Nvidia hanya jangka pendek.

Pidato penting dari ketua bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) juga menjadi perhatian pelaku pasar. Dengan demikian, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 373,56 poin atau 1,08 persen ke posisi 34.099,42. Indeks S&P 500 susut 1,35 persen ke posisi 4.376,31. Indeks Nasdaq turun 1,87 persen ke posisi 13.463,9. Demikian mengutip dari CNBC, Jumat (25/8/2023).

Perdagangan Kamis pekan ini juga menandai hari terburuk bagi Dow Jones sejak Maret 2023. Indeks S&P 500 dan Nasdaq alami koreksi terbesar sejak 2 Agustus 2023.

Di sisi lain, saham Nvidia mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah Perusahaan melaporkan pendapatan dan laba kuartalan yang melebihi analis.

Perusahaan juga meningkatkan pedomannya dengan pimpinan Perusahaan prediksi pendapatan kuartal II akan naik menjadi USD 16 miliar. Pendapatan naik 170 persen year over year. Namun, saham Nvidia hanya naik 0,1 persen.

Adapun imbal hasil obligasi Amerika Serikat naik pada Kamis pekan ini seiring investor menanti sinyal kebijakan moneter dari komentar gubernur bank sentral AS the Fed Jerome Powell di pertemuan Jackson Hole, Wyoming pada Jumat pekan ini. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun berada di posisi 4,241 persen setelah mencapai level tertinggi dalam 16 tahun pada awal pekan ini.

Di sisi lain, sektor teknologi informasi juga alami penurunan terbesar di S&P 500. Sektor saham teknologi informasi terpangkas 2,15 persen yang terbebani oleh penurunan saham semikonduktor lainnya termasuk Advanced Micro Devices dan Intel.

Saham Perusahaan teknologi besar alami penurunan selama sesi tersebut, termasuk saham Amazon. Saham Amazon tergelincir 2,7 persen. Saham Apple turun 2,6 persen dan Netflix susut 4,8 persen.

 

Kinerja Saham

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Adapun Dollar Tree mencatat kinerja saham terburuk di S&P 500 dengan susut 12,9 persen. Hal ini seiring panduan kinerja kuartal III yang mengecewakan. Saham Nike melemah 1,1 persen, dan memperpanjang rekor koreksi. Saham Boeing menyeret Dow Jones ke zona merah. Saham Boeing susut hampir 5 persen.

“Saya pikir ini adalah  pasar dengan fokus yang sangat sempit,” ujar Global Strategist MRB Partners, Philip Colmar.

Ia menambahkan, jika pasar hadapi imbal hasil obligasi yang tinggi dan pertumbuhan kinerja lebih baik, hal ini secara alami akan perluas pasar. “Kami melihat beberapa di antaranya dalam beberapa minggu terakhir,” ujar dia.

Colmar pun memberikan rekomendasi untuk sektor teknologi mengingat pergerakannya yang lebih tinggi. “Tema kadang-kadang dimasukkan ke dalam harga dan kemudian butuh beberapa saat untuk atasi ketinggalan,” ujar dia.

Yang pasti, investor lain tetap optimistis pada sektor teknologi karena harapan terhadap ketahanan ekonomi masih tetap ada.

“Kisah teknologi kembali muncul, dan ini ironis karena biasanya ketika imbal hasil riil naik, valuasi terpukul dan saham-saham yang bervaluasi tinggi menjadi lebih buruk,” ujar Direktur Carson Group, Sonu Varghese.

Ia menambahkan, perusahaanya menyeimbangkan teknologi, kepemilikan bersama dengan saham siklikal seperti Perusahaan industri dan energi berskala kecil hingga menengah. “Kami pikir perekonomian sebesarnya berjalan cukup tangguh saat ini,” ujar dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya