EXCL dan FREN Bersiap Merger, Hal Ini Perlu Jadi Perhatian Investor

XL Axiata dan Smartfren bersiap merger. Berikut analisis Stockbit terkait rencana meger XL Axiata dan Smartfren.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Mei 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2024, 17:00 WIB
EXCL dan FREN Bersiap Merger, Hal Ini Perlu Jadi Perhatian Investor
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan segera digabung atau merger. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan segera digabung atau merger. Induk pengendali XL Axiata, Axiata Group Bhd., bersama induk pengendali Smartfren Telecom, grup Sinar Mas, mengumumkan telah menandatangani nota kesepahaman tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger EXCL dan FREN.

Nantinya, merger kedua emiten tersebut akan menghasilkan entitas perusahaan yang baru, MergeCo. Meskipun proses penjajakan masih dalam tahap awal, terdapat beberapa informasi baru. Pertama, transaksi dilakukan dengan skema merger, menghilangkan opsi transaksi lain seperti akuisisi.

Kedua, terdapat entitas baru (MergeCo) di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo. Entitas baru itu disebut memiliki total nilai aset mencapai sebesar Rp 133 triliun dengan asumsi tidak ada penyesuaian penggabungan), terbesar kedua di Indonesia.

"Dengan size yang lebih besar, layaknya pada kasus merger ISAT–H3I, kami mengasumsikan EXCL akan menjadi surviving entity ketika merger dengan FREN," kata Investment Analyst Stockbit, Theodorus Melvin dalam risetnya dikutip Kamis (16/5/2024).

Sebagai perbandingan, sebelumnya Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) melakukan penggabungan usaha pada September 2021. Pada aksi tersebut, metode yang dipilih adalah konversi saham Indosat dan Tri menjadi saham perusahaan penggabungan. Rasio pertukaran penggabungan adalah 67,4% (ISAT) berbanding 32,6% (H3I).

 

 

Rasio Pertukaran Penggabungan

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perusahaan penerima penggabungan (surviving entity) adalah ISAT. Prosedur merger melibatkan surviving entity menerbitkan saham baru yang diberikan kepada pemegang saham H3I, sehingga para pemegang saham ISAT (pra-merger) mengalami dilusi kepemilikan. Selanjutnya, dibentuk perusahaan baru bernama Ooredoo Hutchison Asia Pte. Ltd. yang menjadi pengendali dari surviving entity.

"Dengan asumsi metode merger yang dilakukan akan sama (konversi saham), informasi lanjutan yang penting untuk diketahui adalah rasio pertukaran penggabungan. Rasio ini akan menentukan apakah transaksi ini positif atau negatif untuk EXCL atau FREN, berdasarkan implied valuation dari rasio tersebut," jelas Theodorus.

Meski merger kali ini terlihat serupa, tetapi Theodorus mengatakan terdapat sedikit perbedaan. Pertama, EXCL–FREN melibatkan dua perusahaan terbuka, berbeda dibandingkan merger ISAT–H3I di mana H3I adalah perusahaan privat. Di sisi lain, FREN juga masih memiliki waran.

 

XL Axiata-Smartfren Bakal Merger, Axiata Group dan Sinar Mas Teken MoU

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Axiata Group Berhad (Axiata) dan PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, dan PT Bali Media Telekomunikasi yang merupakan entitas dari Sinar Mas menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara XL Axiata dan Smartfren. Langkah ini untuk menciptakan entitas baru yakni MergeCo.

"Rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo,” demikian dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/5/2024).

Perseroan menyatakan pada saat ini diskusi berlangsung antara pihak belum hasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat. Validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama dan kesepakatan atas persyaratan penting yang akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan selama tahap penjajakan yang diatur dalam MoU.

"Setiap perkembangan penting yang berhubungan dengan MoU ini akan diumumkan sebagaimana diperlukan,” demikian dikutip.

Adapun apabila perjanjian mengikat akan ditandatangani di kemudian hari, transaksi terkait akan tunduk pada peraturan-peraturan yang berlaku dan persetujuan korporasi serta pemerintah.

"Dengan tujuan untuk menjadi penyedia layanan telekomunikasi yang lebih kuat di Indonesia, usulan penggabungan usaha antara XL Axiata dan Smartfren diharapkan dapat menyatukan skala, kompetensi, keuangan dan keahliaan telekomunikasi yang mendalam dari Axiata dan skala lokal serta pengetahuan pasar dari Sinar Mas untuk menghasilkan nilai sinergis yang signifikan,” demikian dikutip dari keterbukaan BEI.

Kedua pihak diharapkan dapat memberikan pengaruh yang seimbang terhadap arah strategis dan keputusan operasional MergeCo, dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing.

Ciptakan Nilai Tambah

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Axiata meyakini, MergeCo akan memiliki kelincahan yang strategis, kompetensi dan kemampuan yang mumpuni untuk memenuhi harapan dan permintaan yang semakin meningkat dari konsumen, bisnis dan sektor publik di Indonesia.

"MergeCo diharapkan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di sektor telekomunikasi dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham, melalui sinergi dari penggabungan operasi XL Axiata dan Smartfren,” demikian dikutip dari keterbukaan BEI.

Axiata berkomitmen untuk tetap menjadi pemain terdepan dalam lansekap digital dan teknologi di Indonesia, yang berpegang teguh pada visi jangka panjang dalam mendukung masa depan digital Indonesia.

Indonesia merupakan pasar yang penting dan kunci bagi inisiatif strategis perusahaan. XL Axiata merupakan aset terbesar Axiata dan dari sisi portofolio, Indonesia merupakan penghasil nilai tertinggi, di mana perusahaan menjalankan lima bisnis utama - XL Axiata, Link Net, EDOTCO, Boost, dan ADA.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 15 Mei 2024, harga saham EXCL merosot 0,77 persen ke posisi Rp 2.580 per saham. Harga saham EXCL dibuka stagnan Rp 2.600 per saham. Saham EXCL berada di level tertinggi Rp 2.620 dan terendah Rp 2.510 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.916 kali dengan volume perdagangan 311.216 saham. Nilai transaksi Rp 79,9 miliar.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya