Melihat Saham Pilihan saat IHSG Kembali Cetak Rekor

Berikut sektor dan saham pilihan saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah cetak rekor tertinggi baru.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Sep 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2024, 15:00 WIB
Melihat Saham Pilihan saat IHSG Kembali Cetak Rekor
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh posisi tertinggi pada 2-6 September 2024. IHSG menyentuh rekor tertinggi baru pada Jumat, 6 September 2024.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh posisi tertinggi pada 2-6 September 2024. IHSG menyentuh rekor tertinggi baru pada Jumat, 6 September 2024.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (8/9/2024), IHSG menyentuh posisi 7.721,84 pada Jumat, 6 September 2024 dari posisi tertinggi sebelumnya 7.694,53 pada Selasa, 2 September 2024. Kapitalisasi pasar menyentuh rekor tertinggi di Rp 13.217 triliun mengalahkan rekor sebelumnya sebesar Rp 13.127 triliun pada Selasa, 2 September 2024.

IHSG naik 0,67 persen ke posisi 7.721,84 pada 2-6 September 2024 dari pekan lalu di 7.670,73. Kapitalisasi pasar bursa melonjak 0,78 persen menjadi Rp 13.217 triliun dari Rp 13.114 triliun pada pekan lalu.

Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan, IHSG menguat seiring harapan pelaku pasar dan investor terhadap penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada September 2024.

Ia menilai, penurunan suku bunga dapat mendukung daya tarik aset berisiko seperti saham. Selain itu, ia berharap, saat suku bunga the Fed turun, Bank Indonesia juga memangkas suku bunga. Situasi dan kondisi mendukung suku bunga berpotensi turun. Ekspektasi penurunan suku bunga the Fed tiba waktunya,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (8/9/2024).

Akan tetapi, Nico mengingatkan, kondisi geopolitik di Timur Tengah meningkat seiring demo di Israel. Hal ini dapat membebani bursa saham. Hingga akhir 2024, Nico prediksi, IHSG berpotensi bergerak di 7.640-7.720.

Seiring IHSG terus cetak rekor, Nico menilai, memang indeks saham acuan sudah tinggi. Namun, ia mengataka, pasar juga sudah posisi price in yang berarti mencerminkan suku bunga the Fed akan turun.

 

Saham Pilihan

IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Seiring hal tersebut, Nico menilai, sejumlah sektor saham masih menarik untuk dicermati antara lain bank, konsumer nonsiklikal, transportasi dan logistic, infrastruktur, properti serta otomotif.

Untuk saham pilihannya, Nico memilih saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF),  PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Sedangkan di sektor konsumer siklikal, saham pilihannya yaitu PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES).

Sedangkan di sektor saham infrastruktur ada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Sedangkan di sektor properti, Nico memilih saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

IHSG dan Kapitalisasi Pasar Kembali Cetak Rekor

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor pada awal September 2024. IHSG dan kapitalisasi pasar saham bahkan kompak cetak rekor pada Jumat, 6 September 2024.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (7/9/2024), IHSG menyentuh level tertinggi 7.721,84 dari rekor sebelumnya di posisi 7.694,53 pada Selasa, 2 September 2024. Kapitalisasi pasar cetak rekor tertinggi di Rp 13.217 triliun mengalahkan rekor sebelumnya sebesar Rp 13.127 triliun pada Selasa, 2 September 2024.

Pada pekan ini, tepatnya 2-6 September 2024, IHSG menguat 0,67 persen ke posisi 7.721,84 dari posisi pekan lalu di 7.670,73. Kapitalisasi pasar bursa melonjak 0,78 persen menjadi Rp 13.217 triliun dari Rp 13.114 triliun pada pekan lalu.

Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa dengan melambung 13,27 persen menjadi 21,98 miliar saham dari 19,40 miliar saham pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 6,44 persen menjadi 1,12 juta kali transaksi dari 1,2 juta kali transaksi pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian bursa anjlok 70,18 persen menjadi Rp 10,69 triliun dari Rp 35,86 triliun pada pekan lalu.

Pada Jumat, 6 September 2024, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 1,03 triliun. Investor asing mencatat aksi beli saham Rp 3,26 triliun selama sepekan. Sepanjang 2024, investor asing borong saham Rp 30,99 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan, IHSG melonjak 0,67 persen. “Secara teknikal pergerakan IHSG pun masih berada pada fase uptrennya dan masih didominasi oleh volume pembelian,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Dari sisi sentimen, Herditya mengatakan, pergerakan IHSG banyak dipengaruhi faktor global. Pertama, harapan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang akan terjadi pada September 2024. “Diperkirakan pemangkasan suku bunga 25 basis poin,” kata dia.

 

Sentimen IHSG Lainnya

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kedua, data inflasi Indonesia yang cenderung melandai 2,12 persen Year on Year (YoY) dan cadangan devisa meningkat menjadi USD 150 miliar dari sebelumnya USD 145 miliar.

Ketiga, Herditya menuturkan, data manufaktur China dan Amerika Serikat (AS) yang cenderung meningkat serta data pekerjaan AS yang dapat dikatakan membaik. Keempat, ada penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Untuk pekan depan, Herditya prediksi, penguatan IHSG akan cenderung terbatas. IHSG akan berada di level support 7.541 dan level resistance 7.757.

Adapun sentimen IHSG antara lain investor akan menanti rilis data inflasi China dan AS yang akan cenderung melandai. Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah dan harga komoditas dunia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya