Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Dinas Kesehatan Magetan menggelar rapid test kepada 305 santri di pondok pesantren (ponpes) Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkab Magetan, Saif Muchlissun menuturkan, rapid test telah dilakukan selama dua hari kepada 305 santri Ponpes Al-Fatah di Desa Temboro, Magetan.
Dari jumlah tersebut, ada 31 hasil tes reaktif sehingga dilanjutkan ke tes swab. Rapid test itu dilakukan terutama bagi pihak yang melakukan kontak dengan 43 santri atau pelajar Malaysia yang baru pulang dari pesantren di Temboro, Magetan. 31 santri tersebut pun jalani isolasi di Gedung Saridin di area pondok.
Advertisement
“Hasil dari rapid test ini sampai sekarang sebanyak 31 reaktif. 31 orang ini juga telah diswab. Hasil swab dikirim ke Surabaya. Hasilnya nanti kita tunggu bersama-sama. Semoga ada kabar baik untuk itu," ujar dia, Rabu, 22 April 2020.
Baca Juga
Adapun jumlah diambil rapid test antara lain dari santri asal Malaysia sebanyak 118 orang, Kamboja lima orang, Filipina sebanyak tujuh orang, Thailand 26 orang, Vietnam sebanyak lima orang, Singapura satu orang, dan dari Indonesia sebanyak 143 orang.
Sedangkan 31 reaktif dari hasil rapid test antara lain Malaysia sebanyak 14, Thailand empat, Kamboja satu, Magetan dan Makassar masing-masing dua. Kemudian Jambi, Papua,Sumatera Barat, Lampung, Kendari, Lombok, Kalimantan Utara, Temanggung masing-masing satu orang.
Saif menuturkan, untuk konfirmasi keberadaan virus corona baru (Sars-CoV-2) yang memicu COVID-19 secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Sedangkan hasil rapid test adalah reaktif ada reaksi terhadap keberadaan antibodi atau non reaktif yang artinya tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi.
"Jika sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab COVID-19," kata dia.
Sejumlah langkah dilakukan Pemkab Magetan untuk mencegah penyebaran Corona COVID-19 tersebut. Pemkab Magetan melakukan pelacakan terhadap pihak-pihak yang pernah kontak dengan 43 santri asal Malaysia dan juga melakukan karantina lokal di Desa Temboro.
"Temboro kami nyatakan merah. Ada 120 kepala keluarga di sana. Jalan kita tutup untuk pemberlakuan physical distancing ketat. Tidak boleh orang keluar masuk. Semua kebutuhan kami cukupi," ujar Suprawot, Bupati Magetan pada Senin malam, 20 April 2020.
Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Timur telah mengirimkan 1.000 alat rapid test dan 2.000 paket masker bersama tim tracing gugus tugas Jawa Timur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kasus Positif Corona COVID-19 di Jatim hingga 21 April 2020
Sebelumnya, pasien terkonfirmasi positif Corona COVID-19 kembali mengalami lonjakan di Jawa Timur (Jatim). Terbaru, ada penambahan 15 pasien dinyatakan terinfeksi virus sehingga totalnya mencapai 603 kasus.
"Ada 603 pasien terkonfirmasi positif, sementara yang dirawat 444 pasien," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa malam, 21 April 2020.
Dari 15 kasus baru tersebut, tambahan terbanyak ada di Surabaya. Sebanyak 11 pasien baru ada di Kota Pahlawan. Kemudian tiga pasien di Sidoarjo dan satu di Bangkalan.
"Tambahan kasus baru yang tekonfirmasi positif dari Bangkalan, Sidoarjo, Surabaya," ucap mantan Menteri Sosial kabinet Indonesia Kerja ini.
Sementara itu, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menjadi 2.255 pasien. Terkonfirmasi yang masih diawasi sejumlah 1.259 pasien. Kemudian 17.107 berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait Corona COVID-19. Namun, yang dipantau sebanyak 6.662 orang saja.
Advertisement