Liputan6.com, Karang Asem - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar blusukan ke beberapa titik di Bali. Blusukan tersebut guna memantau kesiapan pelayanan sektor  energi  saat Lebaran 2018.
Objek yang menjadi pemantauan Arcandra antara lain  pos pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Bali dan Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM)‎ Manggis, Bali. Di lokasi tersebut dia memantau kondisi terakhir aktivitas Gunung Agung.
Arcandra mengatakan, instansinya selaku regulator pada sektor ESDM bertanggung jawab melayani masyarakat saat Lebaran yang akan berlangsung pekan depan. Hal itu khususnya kesiapan sektor energi dan pengamatan gunung berapi.
Advertisement
Baca Juga
‎"Ini bagian dari usaha kita untuk menjaga agar selama lebaran Kementerian ESDM siap melaksanakan atau menjaga agar selama lebaran ini semua yang terkait dengan energi baik terkait dengan penyediaanBBM kali ini gunung berapi," kata Arcandra, di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karang Asem Bali, Kamis (7/6/2018).
Arcandra menuturkan, saat ini peralatan dan petugas pemantau Gunung Agung sudah siap dan menjalankan piket setiap hari selama 24 jam.‎ Jadi jika terjadi sesuatu pada Gunung Agung langkah-langkah untuk penanganannya pun sudah siap dilakukan.
"Kita pantau terus peralatan siap personal siap piket selalu siap 24 jam, kalau ada becana selama libur lebaran ini tentu selalu siap agar masyarakat terkena dampaknya agar siap-siap," ujar dia.
‎Arcandra mengungkapkan, saat ini Badan Geologi Kementerian ESDM memperioritaskan tiga gunung yang menjadi pengamatan, yaitu Gunung Agung, Merapi dan Sinabung karena saat ini dalam status siaga. Namun pemantauan seluruh gunung berapi di Indonesia tetap dilakukan.Â
"Ada tiga yang jadi prioritas, Gunung Agung, Merapi,dan Sinabung. Tetapi semuanya tetap kita pantau," ujar dia.
Â
Kata Wamen ESDM soal Mesin SPBU Dipasang Alat Canggih Pemantau BBM Subsidi
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Arcandra Tahar menyambut baik rencana pemasangan alat khusus pencatat penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Alat tersebut akan dipasang di keran penyaluran BBM (nozzle) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).Â
Ar‎candra mengatakan, sudah seharusnya penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dicatat dengan baik. Dia pun menyambut pemasangan alat pencatat dengan memanfaatkan teknologi informasi. Namun, saat ini rencana tersebut belum disampaikan ke dirinya.
"Belum sampai ke saya, tapi alangkah baiknya kalau kita punya terukur, idenya bagus," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis 17 Mei 2018.
Menurut Arcandra, dengan dipasangnya alat pencatat penyaluran BBM yang terintegrasi teknologi informasi, maka penghitungan konsumsi BBM dapat dilakukan dengan akurat dan bisa dijadikan acuan penyediaan BBM yang sesuai dengan‎ kebutuhan. Dia pun menginginkan, pencatatan tidak hanya dilakukan pada BBM bersubsidi, tetapi juga nonsubsidi.
‎"Kalau bisa semuanya jadi kita bisa tahu berapa kebutuhan real kita dari nozzle kan bisa‎," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengatakan, pemasangan alat pencatat penyaluran BBM tersebut bertujuan untuk menghitung detail subsidi BBM yang dikeluarkan. Penggunaan teknologi informasi sempat dilakukan pada penyaluran BBM ke kendaraan, dengan memasangkan sistem Radio Frequency Identification (RFID).
Untuk diketahui, saat itu RFID membatasi konsumsi BBM bersubsidi, tetapi penerapannya gagal karena pemerintah telah mencabut subsidi BBM jenis premium dan subsidi solar tetap.
"Kita ingin ini mengulang kembali RFID yang batal," tutur dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement