Bahas Perang Dagang, Jokowi Kumpulkan Menteri di Bogor Senin Besok

Sejumlah menteri di Kabinet Kerja berkumpul di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Minggu sore hingga malam ini.

oleh Merdeka.com diperbarui 08 Jul 2018, 19:25 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2018, 19:25 WIB
Momen Para Menteri Menunggu Rakor
Menteri BUMN Rini Soemarno hadir saat mengikuti Rakor Tingkat Menteri di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (6/11). Rakor tersebut membahas tentang Evaluasi Pelaksanaan Program Rastra dan BPNT tahun 2017. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah menteri di Kabinet Kerja berkumpul di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan rapat koordinasi di bawah arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada Minggu sore hingga malam ini. 

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, rakor yang terkesan mendadak karena dilangsungkan pada hari Minggu tersebut baru sebatas membicarakan bahan untuk rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) besok di istana Bogor.

"Bahan rapat. Rapat kabinet," kata Mendag Enggar saat ditemui usai rapat, Minggu (8/7/2018).

Kendati demikian, Enggartiasto enggan membocorkan terkait bahan apa saja yang sudah disiapkan untuk rapat besok.

"Persiapan bahan, kami menyiapkan apa, kementerian lain menyiapkan apa. Itu nanti pak menko (Darmin) jelaskan. Semuanya menko, dilarang mendahului (memberikan pernyataan)," ujarnya.

Enggartiasto hanya membocorkan sedikit bahwa yang akan menjadi fokus utama pembahasan adalah terkait ekspor impor. "Impor dan ekspor," ungkapnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

AS Rencanakan Kenakan Tarif Impor ke Indonesia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (AP PHOTO)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (AP PHOTO)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan alasan rencana AS untuk mencabut pengecualian bea masuk produk ekspor Indonesia. Rencana tersebut muncul karena neraca perdagangan AS yang defisit terhadap Indonesia.

Enggartiasto menjelaskan, nilai ekspor AS ke Indonesia sebesar USD 9 miliar. Sementara ekspor Indonesia ke AS senilai USD 13 miliar.

"Besar (defisit AS) di kita USD 9 miliar di mereka USD 13 miliar. Setelah kita telusuri, ada yang kita ekspor melalui Hong Kong, Singapura, tapi country of origin-nya Indonesia. Yang dibukukan di Indonesia ekspor ke Singapura. Tetapi mereka lihat ini bikinan mana? Bikinan Indonesia selisih itu kita find out dari situ," ungkapnya pada 6 Juli 2018.

Pemerintah akan melakukan lobi dengan Pemerintah AS. Hal ini dilakukan untuk membicarakan rencana pencabutan tersebut. "GSP juga belum diterapkan. Mereka hanya mengatakan akan masuk dalam itu. Kita juga lakukan lobi," katanya.

"Kalau dilihat dari kepentingan mereka kita pahami. Kita mencoba pahami. Tetapi yang coba sulit kita pahami kan bisa berubah. Kita lihat saja," Imbuh dia.

Selain itu, menurut Politisi Nasdem ini pemerintah akan melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait untuk membahas hal tersebut.

"Kita yakin bahwa trade war itu bukan hal yang kita pilih. Ya itu kita tunggu hari Senin. Nanti kita akan rapat hari Minggu. Rapat koordinasi," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya