Terkuak, 3 Biang Kerok Tumbangnya Saham Facebook

Saham Facebook mengalami kerugian terburuk dalam sejarah Wall Street. Apa saja hal-hal yang mempengaruhinya?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Jul 2018, 09:48 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2018, 09:48 WIB
Bos Facebook Mark Zuckerberg Hadapi Sidang Parlemen Eropa
Seorang demonstran beraksi terkait skandal kebocoran data Facebook di markas Parlemen Eropa di Brussel, Belgia, Selasa (22/5). Parlemen Eropa memperingatkan Facebook bahwa peraturan di Eropa lebih ketat ketimbang di AS. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

Liputan6.com, Menlo Park - Saham Facebook dilaporkan anjlok pada penutupan saham Kamis kemarin. Perusahaan tersebut ditaksir kehilangan USD 120 miliar atau sekitar Rp 1.737 triliun (1 USD = Rp 14.480).

Menurut CNBC, tidak ada perusahaan dalam sejarah pasar saham Amerika Serikat yang pernah kehilangan USD 100 miliar dalam satu hari saja. Sebagai contoh, Intel dan Microsoft pun tidak pernah kehilangan sampai USD 100 miliar.

Kerugian yang diderita Facebook mungkin tidak sepenuhnya mengejutkan. Bila menapaki rekam jejak Facebook belakangan ini, perusahaan media sosial tersebut memang sedang terdera bermacam skandal, mulai dari politik, sampai privasi pengguna.

Apa saja bermacam isu yang melilit Facebook belakangan ini? Berikut tiga di antaranya:

1. Skandal Privasi Pengguna

Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Skandal Cambridge Analytica muncul ketika aplikasi di dalam Facebook ditemukan bisa mengumpulkan data-data pengguna yang dibuat publik. Setelahnya, para pengguna bisa ditarget melalui iklan (targeted ads).

Meskipun pihak Facebook menyatakan praktik serupa dilakukan berbagai perusahaan lain, tetapi kontroversi sudah telanjur tersebar luas. Akibatnya, Facebook baru mulai melakukan pengetatan pada aplikasi-aplikasi mereka, menambah pengawasan, dan terpaksa harus dipanggil pemerintah-pemerintah dari berbagai negara untuk dimintai penjelasan.

2. Remaja Tinggalkan Facebook

Seratus Potongan Karton Mark Zuckerberg Berjejer di Halaman Gedung Capitol AS
Sejumlah potongan karton CEO Facebook Mark Zuckerberg yang mengenakan kaos bertuliskan "fix fakebook" di pajang di halaman Capitol AS di Washington DC (10/4). (Zach Gibson / Getty Images / AFP)

Remaja zaman sekarang ternyata lebih suka memakai WhatsApp dan Instagram. Menurut laporan Pew Research Center, jumlah pengguna Facebook ternyata turun di kalangan anak-anak remaja.

Badan riset itu menemukan pengguna Facebook di Amerika Serikat dengan usia 13 hingga 17 tahun ternyata hanya sejumlah 51 persen. Jumlah ini turun cukup drastis dari riset serupa yang dilakukan pada 2015. Kala itu, pengguna remaja di Facebook mencapai 71 persen.

3. Kontroversi Politik

Mark Zuckerberg Hadapi  Kongres Amerika Serikat
CEO Facebook Mark Zuckerberg memberikan kesaksian di hadapan Kongres dan Senat AS di Capitol Hill, Washington, Senin (10/4). Zuckerberg secara tegas menyatakan bertanggung jawab atas kurangnya perlindungan data konsumen di Facebook. (AP /Andrew Harnik)

Facebook mulai mendapatkan "musuh", terutama dari pendukung Hillary Clinton. Kubu Hillary menuding Facebook sebagai salah satu alasan kenapa Donald Trump bisa menang.

Kubu Hillary menyebut ada orang-orang Rusia yang sengaja menyebarkan berita palsu di Facebook lewat iklan berbayar. Hal itu sudah dibantah oleh Facebook.

Ada pula kontroversi terbaru mengenai sensor. Baru-baru ini pun Zuckerberg menjadi sorotan karena dituding memberikan "panggung" pada orang-orang yang membantah adanya pembantaian Holocaust. Zuckerberg pun membantah hal itu, dan berkata terus bekerja dengan pengecek fakta (fact-checker) untuk melawan penyebaran berita palsu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya