Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyelenggarakan acara dengan tema Kerja Profesional Tanpa Pelecehan Seksual, di Djakarta Theater, Jakarta, Minggu (22/12/2019). Hal ini dalam rangka memperingati Hari Ibu pada 22 Desember.
Dalam rangka tersebut, sekaligus meresmikan tiga program sebagai wujud nyata gerakan Anti Sexual Harassment, yakni program pertama adalah membuka akses untuk saluran pengaduan sebesar-sebesarnya hingga level tertinggi, serta membuka layanan konseling psikologi bagi jajaran pegawai perempuan di BUMN.
Lanjut, program kedua adalah penguatan pada rules of the game, perlu adanya law enforcement di lingkungan BUMN, sebagaimana hukuman tersebut dapat diterapkan kepada pelaku pelecehan seksual tanpa pandang bulu.
Advertisement
Baca Juga
"Ya saya rasa punishment-nya berbeda-beda, tapi yang penting kita terapkan Good Corporate Governance-nya dulu, tapi kalau punishment kan ada tahapannya. Tapi yang penting samalah Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan), saya, dan ibu Ida (Ida Fauziyah Menteri Ketenagakerjaan), khususnya saya sebagai anak, sebagai suami, sebagai bapak, sebagai kakak, dan tentu sebagai pimpinan, kenapa kita lakukan ini tadi, karena kita peduli kepeda keluarga kita dan para pekerja, dan tentu kalau ini sehat juga bagus buat perusahaannya jadi sehat," kata Erick Thohir yang ditemui dalam acara tersebut.
Serta yang ketiga adalah mampu berbagi pesan kepada seluruh pegawai perempuan di BUMN jika ada yang dijadikan sasaran atau objek pelecehan seksual, dengan menyuarakan #gerakansayaberani.
Meskipun di lingkungan BUMN belum ditemukan adanya pelecehan seksual, namun Erick memberikan tanggung jawab tersebut kepada para pemimpin perempuan BUMN, agar hasil pelecehan seksual yang muncul tidak disangka dibuat-dibuat olehnya.
"Yah nanti biar ibu-ibu pimpinan yang menemukan, jangan saya, kalau saya nanti disangka ada agenda lain, kalau di antara mereka kan itu natural. Jadi, tidak ada kegiatan politik atau apapun tapi memang sesuatu yang natural," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kata Sri Mulyani
Selain itu, juga ada Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berbagi tanggapannya terkait program yang diresmikan oleh Erick Thohir untuk lingkungan kerja perempuan di BUMN.
"Tema yang diangkat oleh pak Erick, dengan jajaran BUMN adalah salah satu fenomena yang luar biasa. Sering terjadi, dan disebutkan setiap 30 menit sekali ada pelecehan seksual terjadi di Indonesia, dan di dalam korporasi maupun institusi, kita perlu menciptakan suatu mekanisme. Jadi apa yang disampaikan oleh pak Erick dan beberapa CEO perempuan, kita harap akan membuat dan membangun mekanisme tadi, sehingga anak buah, jajaran, karyawan merasa memiliki saluran yang aman buat mereka, menyampaikan kalau mereka menjadi target atau objek pelecehan seksual," kata Sri Mulyani.
Kendati begitu, Sri Mulyani juga berharap agar mekanisme tersebut dapat dibangun secara kredibel, agar bagi mereka yang menjadi korban dan objek pelecehan seksual bisa menyalurkan laporannya dan ditindak lanjuti, dan menurutnya ini meruapakan konteks untuk membangun suatu kultur, korporasi atau institusi yang dilandasi untuk saling menghormati, dan menciptakan lingkungan kerja yang jauh lebih produktif.
Sementara, menurut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, mengatakan bahwa dirinya mengapresiasi Erick Thohir, sebagai menteri BUMN yang mengawali gerakan "Saya Berani" ini, di lingkup kementrian BUMN.
"Saya berharap jadi gerakan yang tidak hanya dilakukan di BUMN tapi diseluruh perusahaa-perusahaan. Sebenarnya di Kemenaker sendiri laporan mengenai pecehan seksual sendiri sangat kecil, karena itu pelecehan seksual itu dianggap tabu, dan rata-rata mereka takut karenan mengancam posisi," kata Ida
Selain itu, ia juga berharap gerakan #gerakansayaberani ini bisa dilakukan di manapun, agar bisa menyerukan kepada perempuan yang lain, bahwa pelecehan seksual itu bukan hal yang tabu lagi.
Advertisement