Tak Sendirian, Pertumbuhan Ekonomi Negara Berikut Juga Melambat Seperti Indonesia

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan jika perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terjadi di berbagai negara dunia yang jadi mitra dagang Indonesia, termasuk salah satu yang terbesar yakni China.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Nov 2021, 14:10 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2021, 14:10 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada kuartal III 2021. Ekonomi hanya tumbuh 3,51 persen, turun dibandingkan di kuartal II 2021 yang sebesar 7,07 persen. Lonjakan kasus Covid-19 dan kebijakan PPKM menjadi pemicu pelambatan pertumbuhan ekonomi tersebut.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan jika perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terjadi di berbagai negara dunia yang jadi mitra dagang Indonesia, termasuk salah satu yang terbesar yakni China.

"Pertama Tiongkok, di kuartal III 2021 ekonominya tumbuh 4,9 persen. Itu mlambat dibanding kuartal II 2021," jelas dia dalam sesi teleconference, Jumat (5/11/2021). 

Pelambatan ekonomi juga terjadi pada Amerika Serikat (AS) menjadi sebesar 4,9 persen. Kemudian Singapura yang merosot jauh dari 15,2 persen menjadi 6,5 persen, hingga Korea Selatan yang hanya tumbuh sebesar 4 persen.

"Bahkan Vietnam di kuartal III 2021 mengalami kontraksi - -6,2 persen. Karena di Vietnam pada Juli-September 2021 ada pengetatan mobilitas, dan itu turut berdampak terhadap ekonominya," sambung Margo.

 

Negara Lainnya

FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Negara lain yang pertumbuhan ekonomi di triwulan ketiganya tidak sebaik di kuartal II 2021 yakni Hong Kong yang sebesar 5,4 persen, dan Uni Eropa yang melambat jadi 3,9 persen.

Kendati begitu, Margo menyoroti ekonomi global yang secara umum masih menunjukan adanya perbaikan. Itu terlihat dari indikator Purchasing Manager's Index (PMI) global pada Juli-September yang masih berada di atas 50.

Lalu, perkembangan harga komoditas untuk sektor makanan dan pertambangan di pasar internasional juga masih mengalami peningkatan, baik secara tahunan maupun kuartalan.

"Informasi harga komoditas untuk makanan seperti minyak kelapa sawit, cokelat, kopi, dan beberapa hasil tambang seperti nikel, timah, alumunium itu secara qtq dan yoy meningkat," papar Margo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya