Misi Penyelamatan Beruang Kutub dari Jaring Ikan

Apa yang terjadi kalau seekor beruang beruang kutub seberat 450 kilogram terjebak jaring ikan? Bagaimana menyelamatinya?

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 07 Sep 2015, 09:32 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2015, 09:32 WIB
Induk Beruang Kutub Merekam Video Keluarga dan Sempat Selfie
Seeekor induk beruang kutub menemukan kamera pengamatan dan menggunakannya untuk merekam kegiatan keluarganya.

Liputan6.com, Beaufort- Apa yang terjadi kalau seekor beruang kutub seberat 450 kilogram terjebak jaring ikan? Bagaimana menyelamatkannya?

Itu adalah pertanyaan dari US Geological Suvey (USGS) saat citra satelit mereka menemukan bahwa seekor beruang kutub terjebak dalam jaring ikan nelayan. Permasalahannya adalah bukan sekedar itu, sebab si beruang bisa saja menjadi buas dan menyerang para penyelamat.

Selain itu, lokasinya yang berada di sebuah pulau kecil di laut Beaufort, Kutub Utara, juga menjadi kendala bagi tim untuk menyelamatkan mereka.

Tim penyelamat harus berjibaku ke lokasi segera, kalau tidak hewan berbulu putih yang terancam keberadaannya itu bisa tewas.

Untung saja, mereka bisa bergerak cepat. Dibantu oleh penduduk lokal Kaktovik, mereka berhasil menyelamatkan beruang kutub jantan itu, seperti dikutip TIME, 6 September 2015.

 

How do you rescue a 1,000 pound polar bear trapped in a fishing net? You untangle it. Well, actually, it’s pretty...

Posted by U.S. Geological Survey (USGS) on Sunday, September 6, 2015

Tim USGS bersama para ahli biologi kemudian mengitari pulau menggunakan helikopter. Mereka lantas melepaskan tembakan berisi obat bius agar si beruang tertidur.

Penduduk lokal Kaktovik dengan perahu lalu mendekati beruang yang sudah tertidur pulas. Mereka menjaganya agar ia tak terbawa air dan tenggelam.

Setelah semuanya aman, para anggota tim segera melepaskan jaring yang membelit tubuh si beruang. Untung saja ia tak terluka parah, sehingga para tim melepaskannya kembali ke alam bebas setelah diobati.

Beruang Kutub termasuk hewan yang terancam punah akibat perubahan iklim. Menurut estimasi tahun 2008, keberadaan mereka hanya tersisa 20 ribu hingga 25 ribu. (Rie/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya