Liputan6.com, Galveston - "Saat itu pukul 8 malam, sejumlah rumah telah melayang dan bersarang di sebelah timur dan tenggara dari kediamanku. Mereka dihempas oleh gelombang yang luar biasa kuatnya. Rasanya, tak biasa melihat rumah tercerabut begitu saja," tulis Isaac M Cline, seperti dikutip dari Livescience. Ia adalah petugas Biro Cuaca di Galveston, Texas saat badai menghempas wilayahnya 8 September 1900 lalu.
"Pukul 20.30, rumahku tenggelam bersama 50 orang tetanggaku yang pergi mencari pertolongan ke rumah kami di bukit. 18 orang tewas tenggelam termasuk istri dan anak bungsuku. Kami selamat setelah memanjat tumpukan puing dan menunggu air surut pada pukul 23.30."
Advertisement
Baca Juga
Badai ini telah diprediksi menguat hingga kategori 3 oleh Pusat Badai Nasional, Amerika Serikat. Badan ini memperkirakan kecepatan angin mencapai 209 kph. Melihat kerusakan dan kekuatannya, mereka mengkategorikan sebagai kategori 4.
Advertisement
Namun, saat itu peringatan badai jarang digubris. Pusat Badai Nasional belum punya alat yang canggih. Tidak ada satelit. Alih-alih mencari perlindungan, penduduk Galveston banyak yang menonton tingginya ombak saat badai tengah terjadi sebelum benar-benar menguat.Â
Menurut catatan, badai ini berhasil memporakporandakan Galveston. Lebih dari setengah rumah-rumah tersapu angin dan hujan deras. Sulitnya menghitung jumlah korban diantara tumpukan puing yang dahsyat. Mereka mengestimasi 8.000 hingga 12.000 orang tewas atau hilang, seperti dikutip dari History.com
Banyak pelaku bisnis dan keluarga di Galveston mengganti atap rumah mereka dengan atap batu setelah pada tahun 1885 kebakaran yang serius melahap kota itu. Namun, atap ini menjadi ke senjata pemusnah saat badai melemparkan mereka di udara.
Panti Asuhan St Mary runtuh dan membunuh semua penduduk. Di biara Ursuline, 1.000 orang berkumpul mencari perlindungan, tetapi dinding penahan setinggi 3 meter ambruk, seluruh bagian depan biara runtuh. Kapal-kapal di pelabuhan seperti dilemparkan ke satu sama lain dan ada yang kemudian ditemukan 48 kilometer jauhnya. Beberapa orang yang berhasil selamat melaporkan melihat mayat mengambang di seluruh dan di sekitar pulau.
Galveston segera membangun kotanya lagi. Pada 2 Oktober 1902, konstruksi dimulai dengan membangun pelindung besar dari laut. Butuh 2 tahun untuk membangun dinding setebal 5 meter dan setinggi 6 meter. Pada 1910, populasi Galveston telah tumbuh menjadi 36.000. Berkat persiapan kota, ketika badai menghantam wilayah itu lagi pada tahun 1915, hanya 8 orang meninggal. (Rie/Ron)
Â