Liputan6.com, New York City- Mantan pemain tenis nomor satu AS, James Blake didorong hingga terjatuh lalu diborgol oleh 5 petugas polisi New York atau dikenal dengan NYPD saat ia sedang bersiap menghadiri kejuaraan tenis US Open.
Inisiden ini terjadi pada waktu Rabu 9 September 2015 malam di depan sebuah hotel di Manhattan. Polisi salah mengidentifikasi dirinya. Mereka mengira Blake adalah tersangka kasus pencurian yang sedang diinvestigasi oleh NYPD.
Baca Juga
Pria berusia 35 tahun itu, saat kejadian berlangsung, sedang berbincang dengan seorang penulis tenis. Ia menyadari ada seseorang menghampirinya.
Advertisement
"Mungkin aku terlalu naif. Kupikir mereka teman sekolahku atau siapalah yang mengenalku yang menghampiriku untuk memelukku. Jadi aku tersenyum pada mereka," kata Blake kepada New York Daily News, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (10/9/2015).
Alih-alih mendapat pelukan, ia mendapat perlakuan kasar. Blake didorong oleh hinggga terjatuh dan disuruh diam. Mantan petenis peringkat 4 dunia ini mengalami luka kecil akibat borgol serta memar di badannya.
Setelah 15 menit terborgol, salah satu petugas menyadari kesalahannya. Mereka keliru menangkap orang.
Polisi pun melepaskan borgol Blake, mendorong pria yang gantung raket pada 2013 itu, dan berlalu. Tanpa minta maaf.
Pemenang Piala Davis 2007 ini tidak yakin apakah penangkapan dirinya terkait prasangka rasial, namun ia menekankan, polisi tidak perlu menggunakan kekerasan.
"Aku tidak tahu apakah ada unsur rasial di sini, tapi buatku sederhana, polisi tidak perlu berlaku kasar.Tak peduli apa warna kulitku," ucap Blake.
"Polisi bisa bilang, 'Hei, kami ingin bicara denganmu. Kami sedang mencari sesuatu,' mudah, bukan? Apalagi, aku tidak lari. Perlakukan mereka sungguh kasar."
Blake yang beribu warga negara Inggris dan ayah warga negara AS, gantung raket setelah kejuaraan Amerika Terbuka 2013. Ia telah memenangkan 10 gelar sepanjang karirnya dan dan urutan keempat di tunggal putra di Olimpiade 2008.
Pun dalam pernyataannya resminya, NYPD tidak sekalipun menyebut kata maaf kepada Blake.
"Hari ini James Blake ditangkap polisi di tengah kota Manhattan sehubungan dengan kasus yang sedang kami investigasi yaitu penipuan telepon genggam. Namun, yang bersangkutan dibebaskan, setelah saksi mata terbukti melakukan kesalahan identifikasi," tulis pernyataan resmi NYPD yang dikeluarkan pada Rabu malam.
"Setelah Blake dipastikan identitasnya dan kami menemukan tidak ada hubungannya dengan penyidikan kami, ia kami lepaskan segera. Dalam hal penggunaan kekerasan, Komisaris Polisi akan meminta biro internal untuk menyelidiki."
84 Tembakan, Hanya 1 yang Kena.
Salah tangkap ini menambah daftar ketidakprofesionalan petugas NYPD, setelah sebelumnya Huffington Post memberitakan tentang cara penyergapan asal-asalan polisi terhadap tersangka kejahatan.
Pada hari akhir pekan lalu, polisi melontarkan tembakan kepada tersangka pelaku perampokan Jerrol Harris. Salah seorang saksi mengatakan, dari 84 tembakan, hanya 1 yang berhasil mengenai betis pemuda berusia 27 tahun ini.
"Terus-terusan suara tembakan berlangsung. Sampai aku berpikir, 'Ini sungguhan terjadi?'" kata saksi mata.
Polisi NYPD akan menginvestigasi kasus itu. Namun wakil komisioner NYPD Stephen Davis, tidak membenarkan tingkah anggotanya di lapangan.
"Benar, tersangka menembak ke kami, maka kami harus memberi tembakan balasan. Namun seharusnya mereka bertindak sesuai batasan," kata Davis kepada NY Daily News.
"Ini seperti perang tembakan saja, overakting dan banyak polisi terjun untuk kasus ini di banyak lokasi. Bukan begitu caranya. Mereka menghamburkan uang negara saja, selain itu membahayakan orang lain. " ucap Davis dan berjanji akan menginvestigasi kesalahan ini. (Rie/Ein)