Liputan6.com, Singapura - Insiden terbakarnya Singapore Airlines SQ368 pada Senin 27 Juni 2016 sempat membuat heboh. Burung besi itu terbakar setelah mendarat darurat di Singapura akibat kebocoran bahan bakar.
Tak ada yang korban dalam penerbangan Singapura menuju Milan itu. Perjalanan dilanjutkan 2 jam setelah insiden itu.
Baca Juga
Ternyata, terbakarnya mesin SIA itu bukanlah insiden pertama dalam minggu ini. SIA rute Singapura - Shanghai sempat tiba-tiba mengalami 'anjlok' 4.000 meter di ketinggian 39.000 kaki atau 11 km.
Advertisement
Insiden itu dikemukakan oleh perusahaan maskapai itu menyusul dengan investigasi pesawat berjenis Airbus A330-300. Saat itu, kapal terbang itu tengah membawa 182 penumpang dan 12 kru.
Pesawat Airbus penerbangan pada 23 Mei telah mengalami cuaca buruk di ketinggian 39.000 kaki (11,9km) sekitar 3,5 setelah terbang landas dari Bandara Changi Singapura.
"Kedua mesinnya mengalami 'kehilangan tenaga' tiba-tiba namun setelah pilot melakukan prosedur penormalan kembali, kedua mesin itu bisa bekerja kembali," kata pernyataan maskapai seperti dilansir dari The Guardian, Senin (27/6/2016).
"Penerbangan melanjutkan ke Shanghai dan berhasil mendarat tanpa insiden apapun pada pukul 22.56 waktu setempat," lanjut SIA.
SIA juga menambahkan mesin Airbus A330-300 dari Roll-Royce langsung diinspeksi secara keseluruhan setelah mendarat di Shanghai dan mendapati tak ada kejanggalan yang terdeteksi.
"Kami telah mempelajari insiden itu bersama pihak Roll-Royce dan Airbus," lanjut SIA.
Menurut Flightradar24, pesawat kehilangan kekuatan saat menghadapi badai di tengah Laut China Selatan.
Singapore Airlines adalah maskapai terbesar ketiga di Asia, kini memiliki 29 pesawat berjenis A330-300.
SIA juga memiliki 19 superjumbo A380-800. SIA melayani 119 tujuan penerbangan di 35 negara.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.