Liputan6.com, California - Film dokumenter berjudul "Hot Girls Wanted" yang digarap oleh produser Rashida Jones beserta dua sutradara, Jill Bauer dan Ronn Gradus menguak fakta mengerikan, tentang industri pornografi amatir yang berkembang pesat.
Dalam film tersebut ditampilkan pornografi amatir yang disingkat "Porn-Am", di mana wanita-wanita muda berusia antara 18 hingga 24 tahun dari lingkungan perumahan.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Decider pada Sabtu (14/1/2016), para wanita muda itu berdatangan ke Los Angeles, California dan Miami, Florida untuk menerobos masuk dalam industri itu. Seringkali dengan akibat yang suram.
Tayangan dokumenter itu membeberkan kisah 5 orang bintang porno pemula, yaitu Tressa, Rachel, Jade, Karly, dan Michelle, dalam perjuangan mereka untuk tetap relevan di "dunia di mana orang hanya sekedar daging olahan", demikian menurut istilah Rachel, yang dikenal juga dengan Ava Taylor.
Berikut ini adalah 10 momen yang mencengangkan tentang sisi lain industri pornografi amatir yang diungkap film tersebut:
1. Banyak Pesaing
"Ada banyak sekali wanita muda. Ini bukan urusan punya wajah cantik atau tubuh yang menggiurkan," kata seorang juru foto film mesum.
Selagi rekaman, seorang juru foto (set photographer) mencoba membujuk wanita baru bernama Michelle, yang dikenal juga sebagai 'Brooklyn Daniels', untuk memunculkan sesuatu yang khas dirinya.
Wanita muda itu berjuang keras untuk memamerkan hal yang mungkin membuatnya unik, sementara wanita-wanita lainnya seakan telah mahir dengan "karakter" masing-masing.
Advertisement
2. Menjerat Remaja
"Hal yang saya lakukan ini adalah jalan menuju sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Pasokan dan permintaan," ujar Jade, yang dikenal juga sebagai Ava Kelly.
Menurut pihak Hot Girls Wanted, kata teen yaitu remaja -- menjadi kata nomor wahid yang dicari di pornografi internet.
Dengan demikian, industri yang menggiurkan itu terus menambah wanita-wanita yang secara legal berusia 18 tahun tapi tampak jauh lebih muda.
Bagi produser, hal itu amat menarik agar bisnis mereka lebih berkembang.
3. Salah Menjalin Hubungan Cinta
"Kebanyakan teman saya berpendapat bahwa saya seharusnya tidak memacari lawan main film dewasa. Tapi yang saya lihat adalah seorang wanita yang ingin untuk melakukan sesuatu bagi dirinya," ujar Kendall.
Kendall, pacar Tressa yang juga dikenal sebagai Stella May, memberikan penjelasan kepada penonton tentang hal berpacaran dengan bintang porno.
Pasangan itu kadang-kadang merasa tidak nyaman hadir ke pesta-pesta teman-teman mereka. Hal itu baru terasa setelah beberapa bulan berpacaran.
Beban psikologis itu mulai merasuk ke dalam hubungan mereka.
Advertisement
4. Dunia Tak Nyata
Para penikmat film porno terkadang tak menginginkan gambaran dalam tayangan itu di dunia nyata. Hanya sekedar pelampiasan saja.
"Saya tidak menghakimi siapapun. Jika itu yang memuaskan mereka, maka mereka akan menontonnya melalui komputer dan mereka tidak akan keluar sana untuk melakukannya dengan perempuan sesungguhnya," ujar Jade yang dikenal juga sebagai Ava Kelly.
Suatu penelitian mengungkapkan bahwa hampir 40 persen pornografi daring menggambarkan kekerasan terhadap wanita.
Bintang porno bernama Sasha Gray mengalaminya. Bintang porno pria terkenal Siffredi menonjok perutnya.
Tindak kekerasan (abuse) dan seks oral paksaan menjadi kategori yang laku di situs-situs pornografi daring. Terkadang menjadi kesempatan bagi aktris pemula yang membintanginya untuk cepat menjadi terkenal.
5. Risiko Kesehatan
Terlibat dalam industri film dewasa yang terkadang kejar tayang, memicu risiko kesehatan bagi para pelakunya. Baik penyakit kelamin atau lainnya.
"Tidak baik kalau melakukan seks sesering itu, apalagi dengan orang-orang yang berbeda. Sungguh janggal, tapi itulah pekerjaan saya," ujar Karly yang dikenal juga sebagai Lucy Tyler.
Kayla menjelaskan bahwa ia mengisi wadah bilas bekas pakai dengan air keran, untuk membersihkan vaginanya setelah proses pengambilan gambar. Hal itu dipandang kurang baik dari sudut pandang obgin, karena proses itu mengganggu proses pembersihan alamiah organ kewanitaan.
Tapi ia merasa risih jika tak memilas vaginanya, karena pasangan dalam filmnya kerap berganti.
Tressa (19) juga pernah terpaksa mengatasi masalah kista vagina, karena terlalu sering melakukan seks dan langsung membilas.
Advertisement
6. Hasil Tak Sepadan
Kerja keras pada pelaku industri film dewasa terkadang tak sesuai dengan hasil yang mereka dapatkan. Uang yang diperoleh tak seperti yang mereka pikirkan sebelumnya.
"Itulah. Saya melakukannya di depan kamera untuk seseorang yang berpura-pura, kepada pria atau wanita yang sudah bekerja di perusahaan itu. Mencium bokong mereka untuk manfaat yang hanya secuil?" ujar Jade yang dikenal juga sebagai Ava Kelly.
Jade sudah malang melintang dalam industri pornografi amatir selama beberapa tahun. Meski paham betul apa yang ia dapat, ia selalu kembali karena sudah terjerat 'jaring' industri tersebut.
Lima wanita itu pada awalnya berbagi mimpi yang sama, untuk keluar dari kampung halaman mereka dan tidak terjebak dalam pekerjaan yang membosankan.
Tapi, daya tarik industri pornografi seringkali menutupi kenyataan bahwa wanita-wanita muda itu akhirnya pailit, rusak, dan harus berbenah sendiri setelah orang yang mereka percaya dalam pekerjaan mendepak mereka hanya dalam beberapa bulan.
7. Risiko Mandul
"Saya hanya pergi ke apotek Walgreens, beli pil Plan B (untuk pencegahan kehamilan). Itupun tambahan pengeluaran sebesar US$100," ujar Michelle yang dikenal juga sebagai "Brooklyn Daniels".
Terlihat dalam dokumenter itu adalah kurangnya pendidikan tentang KB dan kehamilan.
Peraturan California mensyaratkan penggunaan kondom dalam industri pornografi sehingga banyak pelaku industri yang hengkang ke Miami di Florida, yang hanya mensyaratkan pemeriksaan teratur infeksi dan penyakit menular seksual.
Namun demikian, kebanyakan wanita-wanita muda itu tidak menggunakan alat KB apapun dan terkadang harus membayar lebih untuk pengguguran kandungan. Padahal jika terlalu sering, dapat menyebabkan masalah menetap pada kesuburan.
Advertisement
8. Dunia Tipuan
Demi menjadi terkenal, orang-orang yang terlibat di industri pornografi rela melakukan apapun.
"Ia ingin menjadi terkenal tapi tidak mau ditakuti. Tidak semua orang bisa kembali lagi dari sana. Dia termasuk seorang wanita muda yang tidak tahu apa yang dipilihnya," ujar Jade yang dikenal juga sebagai Ava Kelly.
Jade menunjuk kepada Belle Know yang kerap dikenal sebagai "The Duke of Porn Star" sebagai seorang penipu, tapi memiliki pekerja publikasi yang hebat.
Knox sering bicara soal otonomi seksual, kebebasan memilih, dan kemampuan untuk membayar uang kuliah yang mahal. Namun demikian, ia sendiri masuk ke industri itu melalui kesertaan dalam pornografi penyesahan (abuse porn).
9. Kurang Kreatif
Meski tetap memiliki penikmat, film porno dianggap kurang kreatif bagi sebagian orang. Adegan yang ditampilkan selalu demikian.
"Semuanya tentang hebatnya pria itu," ujar Rachel yang dikenal juga sebagai Ava Taylor.
Setelah tampilan nekat dalam suatu rekaman bersama dengan seorang pria yang berusia hampir 3 kali usianya, Rachel muak dengan kurangnya kreativitas.
"Kisahnya selalu tentang wanita yang pertama kali melakukan sepert ini, 'Wah, saya bodoh sekali, saya perlu US$ 500 dan saya akan bilang pada pria tak dikenal ini bahwa saya tidak pernah melakukan seks dalam dunia nyata'."
"Lalu sekarang melakukan seks dengan dia, dan mengatakan hal-hal yang tak pernah saya katakan ataupun melakukan hal-hal yang tak pernah saya lakukan'."
Beda dengan bintang porno wanita, para bintang porno pria bertahan lebih lama dalam industri itu, bisa hingga berusia sangat matang.
Advertisement
10. Menuju Kemiskinan
"Saya hanya mendapat US$ 25 ribu dalam 4 bulan. Dan setelah lepas dari industri pornografi, hanya tersisa US$ 2 ribu di rekening saya," ujar Tressa, yang dikenal juga sebagai "Stella May".
Bintang-bintang porno pemula harus membayar semuanya untuk tata rias, perawatan kuku, lingerie, ongkos transport, dan sewa tempat tinggal.
Sebesar 10 persen diberikan kepada agen, yang dalam hal ini juga sekaligus menjadi penjaga rumah. Jadi, selain menerima pembayaran untuk tiap rekaman, Riley juga mendapat pembayaran sewa tempat tinggal dari para wanita muda itu.