Liputan6.com, Tokyo - Pertemuan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ternyata tidak hanya membahas hubungan kedua negara. Menurut PM Abe, dalam kesempatan tersebut, Trump menganjurkannya untuk memperbaiki hubungan Jepang dengan Rusia.
Abe menjelaskan, Trump mendukungnya dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan Rusia untuk menyelesaikan sengketa teritorial di sekitar Kepulauan Kuril. Demikian seperti dikutip dari Independent, Rabu, (15/2/2016).
Baca Juga
"Presiden Trump memahami (kebijakan) Jepang untuk mempromosikan dialog dengan Presiden Vladimir Putin demi menyelesaikan sengketa teritorial," ujar Abe dalam sekembalinya dari Negeri Paman Sam di mana ia sempat diajak bermain golf di resor pribadi Trump di Florida.
Advertisement
Jepang mengatakan pulau-pulau yang disengketakan harus dioperasikan di bawah sebuah status hukum khusus yang tidak mengangkat isu-isu kedaulatan. Sementara Rusia yang mengatur area-area tersebut menginginkan agar hukum mereka yang berlaku di sana.
Tidak aneh jika Trump menyarankan hal demikian mengingat ia sendiri mengambil pendekatan yang lebih lunak terhadap Moskow dibanding pemerintahan Barack Obama.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi NHK, Abe mengatakan, ia juga memberikan saran kepada Trump soal Suriah, Ukraina, dan Iran yang menurutnya tidak akan dapat diselesaikan kecuali pemimpin AS dan Rusia bertatap muka.
Abe sendiri pernah terlibat dalam sejumlah pembicaraan dengan Putin di mana ia menggambarkan pemimpin Rusia itu sebagai orang yang menepati janjinya. PM Jepang itu juga memberikan pujian terhadap Presiden Trump.
"Anehnya, Presiden Trump adalah sosok pendengar yang baik. Dia ramah dan terbuka. Saya dapat berdiskusi dengan terus terang ke mana tujuan Jepang," terang PM Abe.
PM Jepang itu juga mengatakan, pasca-uji coba rudal Korea Utara (Korut)--isu yang mendominasi diskusi mereka--sikap AS terhadap negeri pimpinan Kim Jong-un itu akan lebih sulit.
"Pemerintahan Trump akan mengejar resolusi diplomatik, namun akan menempatkan semua opsi (militer) di atas meja," tegasnya.